Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC) angkat bicara soal dugaan proyek kereta cepat yang menyebabkan banjir di tol Purbaleunyi KM 130 pada Rabu, 12 Agustus 2020 kemarin.
Corporate Secretary PT KCIC Mirza Soraya menegaskan, peristiwa tersebut terjadi sebagai akibat curah hujan yang cukup deras, sehingga terjadi peningkatan volume air pada saat berlangsungnya pekerjaan relokasi tanggul penahan air pada kawasan tersebut.
Advertisement
Menindaklanjuti peristiwa tersebut, CREC selaku kontraktor proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung, segera melakukan langkah antisipasi untuk mengembalikan kondisi normal seperti membuat bukaan (shortcut) untuk mengurangi level air yang menggenang dan melakukan pemompaan sisa air yang terjebak di daerah cekungan di kawasan tersebut.
"Pada jam 20.30 (12/8/2020) kondisi genangan telah surut dan lalu lintas kendaraan sudah berjalan normal," jelas Mirza dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (13/8/2020).
Pihak Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung juga terus berkoordinasi dengan PT Jasamarga (Persero) Tbk dan Bina Marga untuk mengatasi genangan air tersebut.
KCIC memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada pengguna jalan dan memastikan pihak kontraktor akan menyelesaikan proses pembangunan tanggul dalam pekan ini.
"KCIC dan Jasa Marga akan terus memantau dan memastikan metode kerja kontraktor sesuai dengan mengikuti standar yang berlaku," tandas Mirza.
Sebelumnya, Jasa Marga menyatakan, banjir ini diakibatkan proyek pembangunan kereta cepat di sisi jalan tol di sekitar Jalan Tol Purbaleunyi KM 130 yang sedang melaksanakan pekerjaan boredpile dan pilecap.
Tonton Video Ini
Menko Airlangga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Berlanjut hingga Surabaya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar megaproyek kereta api cepat Jakarta ke Bandung diintegrasikan atau diperpanjang ke Surabaya, Jawa Timur.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas “Evaluasi Proyek Strategis Nasional untuk Pemulihan Ekonomi Nasional Dampak COVID-19” bersama Presiden Joko Widodo seperti melansir laman Antara di Jakarta, Jumat (29/5/2020).
“Arahan Bapak Presiden kereta cepat ini dilanjutkan, artinya perencanaannya dari Jakarta - Bandung, Bandung - Surabaya sehingga tentu nanti akan ditindaklanjuti,” jelas dia.
Rencana ekspansi untuk mengintegrasikan proyek konektivitas modern ini selanjutnya akan dikaji oleh Kementerian BUMN.
Airlangga mengatakan Presiden juga meminta agar proyek kereta cepat ini dilaksanakan dengan prinsip ekonomis. Konsorsium pelaksana proyek, kata dia, juga diusulkan agar ditambah dengan konsorsium dari Jepang.
"Proyek tidak hanya berhenti di Bandung tapi sampai Surabaya dan diusulkan agar konsorsium bisa ditambah dari konsorsium dari Jepang," ujarnya.
Menko Perekonomian belum dapat merinci berapa total nilai investasi yang dibutuhkan dari rencana integrasi ini. Kementerian BUMN akan melakukan kajian terlebih dahulu mengenai seluruh rute yang akan dilewati dan keseluruhan proyek setelah perluasan pembangunan ini.
“Oleh Menteri BUMN (Erick Thohir) akan dikaji, baik itu mengenai anggota konsorsium juga mengenai rutenya dan total proyeknya,” kata mantan Menteri Perindustrian ini.
Saat ini proyek kereta cepat yang dalam tahap pelaksanaan adalah rute kereta cepat Jakarta - Bandung dengan kontraktor pelaksana PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC. Konsorsium ini terdiri dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan China Railway Corporation.
Kereta api berkecepatan tinggi ini ditargetkan dapat memangkas waktu tempuh Jakarta ke Bandung, dari sebelumnya sekitar tiga jam menjadi sekitar 40 menit dengan kecepatan 350 kilometer per jam. Panjang rute yang dilewati adalah 142,3 kilometer.
Advertisement