Luhut Soal Bali Kembali Dibuka: Usai 2 Pekan Angka Covid di Bali Turun

Luhut mengatakan pengendalian penyebaran Covid-19 di Bali menggunakan pendekatan kearifan lokal.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2020, 14:00 WIB
pariwisata bali dibuka bertahap

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan angka penyebaran virus orona di Bali mengalami penurunan. Padahal pariwisata di Bali dan Banyuwangi sudah kembali dibuka sejak 2 pekan lalu.

"Kami bersyukur ternyata setelah dua pekan angka Covid-19 di bali menurun," kata Luhut dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional Rakerkonas APINDO 2020, Jakarta, Kamis, (13/8).

Luhut mengatakan pengendalian penyebaran virus corona di Bali menggunakan pendekatan kearifan lokal. Informasi yang didapatnya, Gubernur Bali menggunakan minuman herbal untuk menjaga daya tahan tubuh.

"Gubernurnya mengatakan ada herbal daerah, meminum arak dari mereka. Entah benar entah tidak, yang penting kelihatan turun, saya dukung saja lah," kata Luhut.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Walikota Surbaya, Tri Rismaharini yang menggunakan jus herbal dari manggis untuk penderita corona.

"Yang seperti ini menjadi yang tidak dihitung oleh orang asing bahwa di Indonesia banyak hal-hal yang aneh. Bahkan disebutkan kita membohongi," turur Luhut.

Luhut menambahkan pemulihan ekonomi di sektor pariwisata membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Paling cepat sektor ini kembali pulih setelah 10 bulan.

"Pemulihan sektor pariwisata membutuhkan waktu yang tidak mudah. Ini paling cepat 10 bulan," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Tonton Video Ini


Pariwisata Bali Dibuka Bertahap, Wagub Minta Jaga Protokol Kesehatan

Sejumlah turis menikmati pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Pantai Kuta terkenal memiliki ombak yang bagus untuk olahraga selancar, terutama bagi peselancar pemula. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Pemprov Bali telah mengeluarkan pedoman kesehatan di 14 sektor. Namun, dengan ketentuan khusus di sektor pariwisata melaui OP nya masing-masing. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan pariwisata Bali pascacovid-19 akan dibuka secara terbatas dan bertahap.

"Kami cukup bangga, teman-teman pelaku pariwisata yang belum siap secara jujur menyatakan belum siap. Keterlibatan masyarakat juga sampai sekarang masih disiplin dimana Desa adat bahkan membuat sanksi tersendiri terkait protokol kesehatan," katanya saat menerima jajaran Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Indonesia National Air Carrier Association ( INACA) di Ruang Rapat Praja Sabha, Kantor Wakil Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (7/8/2020).

Menurut dia, pembukaan pintu wisatawan domestik sudah dimulai pada 30 Juli 2020 dan pembukaan untuk wisatawan mancanegara dimulai 11 September mendatang.

"Tidak semua kawasan akan dibuka, hanya yang telah secara baik menjalankan protokol kesehatan-lah yang kita buka, itupun dengan sertifikasi dari pemerintah daerah," ucap dia.

Selain protokol kesehatan, untuk karyawan hotel misalnya kita laksanakan tes covid-19 secara berkala.

"Mudah-mudahan tidak ada halangan sehingga 11 September pintu wisman ke Bali bisa dibuka,  selain tentu saja menunggu regulasi pemerintah pusat dan negara lain untuk pembukaan penerbangan," kata pria yang akrab disapa Cok Ace ini. 

Dalam sebuah poling secara virtual melalui webinar, Wagub Cok Ace juga menyebut calon wisatawan dari berbagai negara  menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk berkunjung ke Bali, bahkan hingga mencapai angka 80 persen.

Dirinya juga bersyukur penyebaran covid-19 di Bali tidak separah daerah lain di Indonesia. Statistik 2 minggu terakhir menyebut tingkat kesembuhan hampir 87 persen, sedangkan tingkat kematian hanya 1 persen.

"Artinya juga Grafik kesembuhan kami di Bali posisinya masuk fase recovery, dimana jauh lebih banyak yang sembuh," tuturnya.

Sementara itu, Ketua umum PHRI Pusat Hariyadi Sukamdani menyebut momen saat ini adalah dimulainya kampanye traveling sehat guna mendukung dibukanya pariwisata Bali.

"Kampanye ini kita lakukan pertama kali di Bali. Namun ini juga hendaknya tidak pada wacana mengajak masyarakat secara masif untuk mulai bepergian. Tapi, pada wacana sebagai traveling sehat, sesuai protokol kesehatan sebagai produk yang akan dijual," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya