Wisata Trekking Naik Daun di Masa Pandemi, Apa Saja yang Harus Diperhatikan Traveler?

Lokasi trekking yang dipilih umumnya berada tak jauh dari kota besar.

oleh Asnida Riani diperbarui 13 Agu 2020, 18:01 WIB
Ilustrasi wisata trekking. (dok. unsplash/@orimi_picture)

Liputan6.com, Jakarta - Ragam perubahan hadir sebagai bagian dari adaptasi publik di masa pandemi, tak terkecuali pilihan berwisata. Salah satu yang belakangan muncul sebagai opsi populer adalah wisata trekking berlokasi tak jauh dari kota besar.

"Padahal, dulunya yang suka trekking kebanyakan tamu asing. Jadi, mereka sedang dalam perjalanan bisnis ke Jakarta dan mencari wisata di dekat sana. Makanya, trekking di daerah Sentul atau Bogor masuk pilihan," kata Manager Operasional Campa Tour and Travel, Ari Hendra Lukmana, ketika dihubungi Liputan6.com, Kamis (13/8/2020).

Mulai diminati sejak awal Juni 2020, dalam praktiknya, piihak Campa Tour and Travel punya berbagai aturan yang harus ditaati, baik oleh pramuwisata maupun pelancong. "Guide kami sudah berlisensi dan menjalani pelatihan lebih dulu. Ada pelatihan bahasa, P3K, dan penerapan protokol kesehatan," imbuhnya.

Bagi pemandu wisata, wajib memakai face shield atau pelindung wajah, serta membawa hand sanitizer dan sabun cuci tangan. Karena selama perjalanan mungkin bakal membantu pelancong, pemandu juga diharuskan membawa sapu tangan maupun sarung tangan untuk menghindari kontak langsung.

"Peserta pun kami anjurkan membawa face shield. Karena pakai masker saat trekking justru berbahaya. Tapi, semisal lagi istirahat, tetap wajib pakai masker," ucap Ari. Jara jarak pun terus diterapkan dalam melakoni wisata trekking.

Dalam satu kali perjalanan, satu grup maksimal terdiri dari lima peserta dengan satu hingga dua orang pramuwisata. Ketentuan ini dilakukan mempertimbangkan keamanan, mengingat wisata dilakukan di masa pandemi.

"Protokol kesehatan jadi tambahan fokus kami, selain tetap tak boleh lengah soal sampah. Jangan sampai mengotori," tutur Ari. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berapa Biayanya?

Ilustrasi wisata trekking. (dok. unsplash/@donmarqvez)

Upaya preventif lain yang diambil pihak Campa Tour and Travel adalah tak menyediakan kendaraan bagi peserta trip. Jadi, saat bertemu di meeting point, pihaknya hanya akan memberi arahan jalan menuju lokasi trekking dimulai.

Lalu, pelancong pun disarankan membawa makan, minum, hingga makanan ringan sendiri. "Penyediaan makanan kayak di boks begitu menurut kami masih riskan," tuturnya.

Sehari, pihaknya hanya menerima pendaftaran lima grup. "Kami juga bakal mengarahkan peserta memilih hari-hari tak ramai, supaya jangan sampai berkerumun. Ramai-ramai malah takutnya jadi klaster baru," ucap Ari.

Ia mengatakan, pihaknya pun baru membuka private dan family trip. "Ada jarak perjalanannya cuma enam kilometer. Itu masih friendly buat anak-anak dan lansia. Banyak juga kok yang ikut," katanya.

Campa Tour and Travel sendiri punya empat paket wisata trekking berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Mereka adalah trekking Hutan Babakan dan Curug Leuwi Hejo, Gua Garunggung dan Curug Leuwi Hejo, Hutan Cisadane, Rawa Gede, dan Curug Kencara, juga trekking dan camping selama dua hari semalam Gua Garunggung-Curug Ciherang.

"Jalur yang kami pilih pun bukan jalur wisata umumnya. Kami pilih jalur penjelajahan berbeda supaya tidak hanya ke satu tempat," ujar Ari. Harga yang ditawarkan berkisar Rp195 ribu--Rp425 ribu per orang dengan minimal dua hingga empat peserta tiap perjalanan.

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya