Kisah Bayu, Mantri BRI yang Dampingi Pedagang Pasar Dinoyo Malang Go Digital

BRI terus mengebut proses digitalisasi pasar tradisional di seluruh Indonesia. Salah satunya dengan program Website Pasar (Web Pasar) yang merupakan terobosan BRI dalam upaya membangun ekosistem pasar online tradisional.

oleh Gilar Ramdhani pada 13 Agu 2020, 13:32 WIB
Bayu Santosa (37), seorang Mantri BRI yang ikut andil dalam pengembangan Web Pasar di Pasar Basah Dinoyo.

Liputan6.com, Jakarta BRI terus mengebut proses digitalisasi pasar tradisional di seluruh Indonesia. Upaya ini untuk mendukung dan membantu para pelaku UMKM agar segera bangkit dari dampak pandemi Covid-19. Salah satunya dengan program Website Pasar (Web Pasar) yang merupakan terobosan BRI dalam upaya membangun ekosistem pasar yang mengusung konsep pasar online tradisional. Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong konsumsi domestik dengan menggerakkan aktivitas pasar – pasar tradisional.

Di balik upaya pengembangan Web Pasar, ada peran dan kontribusi dari para tenaga pemasar mikro atau yang dikenal dengan Mantri BRI. Adalah Bayu Santosa (37), seorang Mantri BRI yang ikut andil dalam pengembangan Web Pasar di Pasar Basah Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur.  

Sejak awal Mei lalu, Ia terlibat dalam proses persiapan, pengembangan dan pengimplementasian Web Pasar di Pasar Dinoyo.

“Sebelum diinput ke Web, saya harus validasi ke lapangan untuk memastikan para pedagang memiliki nomor ponsel aktif, komunikasinya enak, paham menggunakan gawai, dan bersedia untuk masuk Web Pasar,” ujarnya, pria asal Solo yang kini tinggal di Karangploso, Kabupaten Malang, ketika dihubungi baru – baru ini.

Bagi pedagang pasar tradisional, berjualan secara daring merupakan hal yang baru dan tak banyak dari mereka yang ‘melek’ teknologi. Untuk itu, ketika Web Pasar di Pasar Dinoyo : s.id/pasardinoyo diluncurkan, Bayu bersama tim memiliki tugas mengedukasi bagaimana transaksi secara online dan mengirim pesanan (delivery) melalui kurir. 

 


Digital Ecosystem

Bayu Santosa (37), seorang Mantri BRI yang ikut andil dalam pengembangan Web Pasar di Pasar Basah Dinoyo.

Web Pasar ini menyediakan berbagai macam informasi produk yang dijual, mulai dari makanan basah (daging, ikan, sayuran), makanan kering dan produk lainnya. Dalam pelayanan, Web Pasar Dinoyo menyediakan kurir yang sudah dibekali pelatihan dan dilengkapi perangkat EDC untuk mendukung sistem pembayaran non tunai.

“Saya dan tim pasar Dinoyo punya grup kurir tersebut. Selain melalui EDC yang dibawa oleh kurir, pembayaran juga bisa dilakukan dengan transfer langsung ke rekening pedagang,” jelas Bayu.

Saat ini, tercatat sebanyak 170 pedagang yang sudah bergabung dalam pasar online tradisional. Sosialisasi dan promosi terus dilakukan pengelola pasar untuk bisa mengajak semua pedagang di Pasar Dinoyo bisa berdagang online.

Pada transformasi model bisnis, BRI mengembangkan Digital Ecosystem dengan menjadi Open Banking yang mampu melakukan kolaborasi digital secara masif, aman, dan cepat dengan berbagai mitra layanan digital seperti e-Commerce, Fintech, Ride-sharing, Agritech, dan Edutech, termasuk mengembangkan digitalisasi ekosistem pasar tradisional yang saat ini sudah mulai mendigitalisasi lebih dari 4.300 pasar di seluruh Indonesia sebagai solusi menghidupkan pasar ditengah pandemi COVID-19 yang dikenal dengan inisiatif 'Web Pasar'.

Upaya ini sebagai wujud komitmen BRI dalam menghadirkan #BUMNSeanteroNegeri yang mendukung perkembangan UMKM untuk kemajuan ekonomi nasional.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya