Liputan6.com, Jakarta Jurnalis adalah salah satu kelompok rentan terkena COVID-19. Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta Asnil Bambani Amri mengatakan, para jurnalis rentan terinfeksi virus karena melakukan peliputan terkait virus tersebut, risiko terinfeksi kian bertambah jika jurnalis itu adalah seorang perokok.
“Kita dari AJI itu sebenarnya kelompok rentan ketika kondisi COVID-19 apalagi teman jurnalis yang merokok,” ujar Asnil dalam konferensi pers BNPB, Rabu (12/8/2020).
Advertisement
Ia menambahkan, saat merokok seseorang pasti tidak mengenakan masker padahal menurut anjuran pemerintah masker itu harus dikenakan. Hal ini turut menambah risiko infeksi COVID-19.
Selain itu, kebiasaan meminjam korek juga dapat memudahkan perpindahan virus dari tangan satu orang ke orang lainnya. Saat merokok, batuk kecil juga sering terjadi yang dapat mengakibatkan menyebarnya droplet.
Pria yang sudah berhenti merokok sejak 2014 ini mengingatkan bahwa komunitas yang rentan merokok di tempat umum bukan hanya komunitas jurnalis tapi juga komunitas lainnya.
Simak Video Berikut Ini:
Protokol Untuk Jurnalis Perokok
Asnil menyebutkan beberapa titik yang sering dijadikan tempat merokok oleh para jurnalis sebelum atau sesudah berburu informasi. Tempat-tempat ini di antaranya ruang kantor, di dekat jendela, tangga darurat, teras, taman, dan kafetaria.
“Misal di BNPB yang ada tangga darurat, saya yakin banyak puntung rokok di sana.”
Walau demikian, Asnil menjelaskan bahwa AJI sudah memiliki protokol kesehatan. “Mungkin satu-satunya organisasi jurnalis yang memiliki protokol kesehatan hanya kami dan 500 anggota AJI di Jakarta tidak ada yang melaporkan positif COVOD-19.”
Salah satu protokol kesehatan AJI adalah tidak diperkenankannya jurnalis perokok untuk liputan lapangan dan bekerja di luar kantor.
“Karena dia adalah perokok rentan yang bisa tertular dari mana pun. Kami juga menganjurkan untuk dia tidak merokok atau berhenti merokok. Ini yang kita anjurkan untuk anggota tapi bisa diadopsi oleh organisasi lain.”
Advertisement