Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengakui jika Indonesia berpotensi masuk ke jurang resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Hal ini pun telah menjadi pembahasannya dengan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. "Kemarin Pak Airlangga sudah bicara kemungkinan resesi. Kemungkinan itu ada saja, tapi kita juga optimis harus ada," kata Luhut dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional Rakerkonas APINDO 2020, Jakarta, Kamis, (13/8/2020).
Advertisement
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua mengalami kontraksi hingga minus 5,32 persen. Sehingga pertumbuhan ekonomi berada di angka -4,19 persen (qtq).
Luhut ingin semua pihak bekerja keras agar pertumbuhan ekonomi bisa naik. Setidaknya tumbuh plus 0-0,5 persen. "Kita harus kerja keras betul-betul, kalau bisa nol, atau 0,5 plus lah. Tapi anything could happen," kata dia.
Hal terpenting untuk mendorong roda ekonomi ini yaitu APBN, stimulus ekonomi dan investor domestik. Untuk itu dia meminta para pengusaha dalam negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Teman-teman sekalian jangan ragu untuk investasi, ya investasi saja. Kalau ada masalah beritahu kita, kita pasti bantu, enggak ada urusan," tutur Luhut di depan para pengusaha yang tergabung dalam APINDO.
Dia melanjutkan, dilihat dari FDI angkanya masih cukup tinggi di beberapa daerah misalnya Morowali, Bintan, dan Halmahera Utara. Investasi di daerah tersebut angkanya terus naik.
"Malah kemarin si CATL mengumumkan akan investasi lagi untuk lithium baterai USD 2,6 miliar," kata dia.
"Jadi saya sangat confidence bahwa kita akan baik ke depan. Kalau ada yang tidak confidence mungkin itu agak sakit juga kali," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Tonton Video Ini
Pemerintah Berjuang Keras agar Indonesia Tak Masuk Jurang Resesi
Pandemi Virus Corona membuat pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara mengalami kemerosotan bahkan memasuki jurang resesi. Indonesia, pada kuartal lalu juga mencatatkan kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar -5,32 persen.
Deputi bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, pemerintah berupaya ekstra keras agar tidak masuk jurang resesi. Resesi sendiri adalah kondisi pertumbuhan negatif dalam dua kuartal berturut-turut.
"Definisi resesi adalah apabila pertumbuhan ekonomi kontraksi II triwulan berturut-turut. Oleh karena itu pemerintah berupaya agar kita menghindari resesi. Pemerintah berupaya ekstra keras," ujar Iskandar dalam diskusi online, Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Iskandar mengatakan, perekonomian mulai terlihat membaik ketika pemerintah menerapkan kebijakan pelonggaran sejumlah aktivitas ekonomi di daerah. Namun dengan tetap mengutamakan penerapan protokol kesehatan.
"Sejak dibuka kembali ada secercah cahaya pada ekonomi kita pada akhir Juni. Tentu itu dengan menerapkan protokol, jangan pernah lelah mengingatkan agar penerapan protokol kesehatan tetap dilakukan," jelasnya.
Di tengah pandemi Virus Corona, pemerintah terpaksa tidak bisa mengambil satu keputusan penuh untuk menjaga masyarakat. Sebab, ada dua sisi yang harus dijaga yaitu kesehatan dan ekonomi.
"Kita tidak bisa gas pol kesehatan, nanti ekonomi hancur, muncul kelaparan yang dahsyat. Begitu juga ekonomi, tidak bisa kita gas pos nanti Covid-nya terus meningkat. Maka itu kita bermain rem dan gas. Kalau Covid meningkat karena masyarakat tidak disiplin, kita ketatkan protokol kesehatan," jelasnya.
Advertisement