Bongky dan Smailing Jendral Kembali Bawakan Garuda Pancaroba untuk HUT Kemerdekaan RI

Bongky bersama band lamanya BIP kembali membawakan lagu Garuda Pancaroba.

oleh Aditia Saputra diperbarui 14 Agu 2020, 12:40 WIB
Smailing Jendral Kembali Bawakan Garuda Pancaroba

Liputan6.com, Jakarta Jelang HUT Kemerdekaan RI ke-75, para musikus berbondong-bondong menunjukkan ekspresinya. Salah satunya yang dilakukan Bongky Marcel, mantan personel Slank yang kemudian mendirikan beberapa grup band salah satunya BIP.  

Dalam rangka  HUT Kemerdekaan RI, Bongky Marcel melaunching kembali lagu berjudul "Garuda Pancaroba". Lagu ini dicuplik dari album kedua BIP pada 2001.  

Hanya saja, Bongky mempersembahkan kembali lagu "Garuda Pancaroba" ini, bersama grup band terbarunya, Smailing Jendral yang beranggotakan, Bongky (bas), Irang Arkad (vokal), Jaka Djakers (drum) dan Thomas (gitar). 

Alasan BIP berganti wajah menjadi Smailing Jendral hanya untuk menyanyikan lagu lamanya. Bisa dibilang Smailing Jendral adalah wadah untuk menyelesaikan misi yang belum terselesaikan. Ide, kreativitas dan energi yang ada pun masih berlimpah. Dan buat Bongky sendiri ketika Smailing Jendral terbentuk baginya seperti menemukan jati dirinya kembali sebagai musikus yang utuh dan kritis. 

"Kenapa memilih lagu Garuda Pancaroba, karena banyak pihak yang mau mengubah garuda yang aslinya jadi suatu kepentingan tersendiri. Jadi, saya bertanggung jawab atas nama akamsi (anak kampung sini –red) Indonesia Raya untuk menjaga Pancasila yang sesungguhnya. Meskipun lagu ini sudah lama dibuat, harusnya terus diperdengarkan agar Garuda Pancasila tidak berubah sampai kapan pun,” ujar Bongky Marcel, pentolan Smailing Jendral saat ditemui di studio milik Zonmer Official, di bilangan Bangka, Mampang Prapatan, baru-baru ini.

 


Momentum

Smailing Jendral

Bisa dibilang mereka menemukan momentum tepat untuk mengaransemen ulang serta merilis lagu "Garuda Pancaroba" pada Agustus ini.  

“Pancasila sudah final. Kita tinggal mengamalkannya. Tak perlu lagi diperas menjadi Tri Sila atau Eka Sila. Maka dari itu, jangan sampai ada pihak yang ingin mengganti Pancasila menjadi dasar yang lain. Pancasila adalah kesepakatan para pendiri bangsa. Dan sudah sangat cocok bagi Bangsa Indonesia,” tandas Bongky. 

Rencananya lagu "Garuda Pancaroba" ini akan diputar di berbagai plaform digital. Salah satunya di chanel youtube Zonmer Offcicial. Proyek persembahan untuk Indonesia yang sedang beruang tahun ke 75 itu berkat kerja sama Band Smailing Band dengan  Zonmer Official. Zonmer Official adalah wadah bagi para pengkarya yang ingin berekspresi melalui karay seninya, bai musik, film ataupun konten yang lain.

 


Istimewa

Smailing Jendral Kembali Bawakan Garuda Pancaroba

Lantas apa istimewanya lagu "Garuda Pancaroba" versi yang terbaru? Menurut Bongky, lagu "Garuda Pancaroba" versi Smailing Jendral lebih dewasa dan lebih matang. Sebab musikus yang membawakan juga semakin dewasa bila dibanding saat lagu itu direkam 19 tahun silam.  

“Irang sekarang cara menyanyinya sudah semakin asyik. Dan sudah menemukan jati diri. Kalau dulu kita masih meraba-raba. Semua personelnya sudah semakin matang,” tutur Bongky.

Jaka yang memegang posisi drum juga mengakui hal yang sama. "Garuda Pancaroba" versi yang terbaru, semangat dan jiwanya masuk. Sementara Irang sebagai vokalis seakan semakin bertambah energinya menyanyikan lagu "Garuda Pancaroba".  

Bagi Thomas, kendati bukan personel BIP, tetap bisa lebih cepat adaptasi. Sebab Thomas sudah bersama mereka sejak lama. Sehingga telah cukup lama mengenal Bongky, Jaka dan Irang dalam bermusik. 

 


Konsep Video Klip 

Agar pesan dalam lagu itu  sampai, Bongky meminta dalam penggarapan video klip lagu "Garuda Pancaroba" mencuplik kisah epik Ramayana. Di mana burung Garuda yang sekarang dipakai sebagai Lambang Negara, tak lain burung Garuda yang bertempur dengan sosok Rahwana raja dari Kerajaan Alengka yang menculik Dewi Shinta. Garuda yang tak sudi melihat keangkaramurkaan Rahwana, langsung bertempur untuk membebaskan Dewi Shinta dari cengkeraman  Rahwana.     

Jadi Dewi Shinta di sini  sebagai perlambang ibu pertiwi yang ingin dikuasai oleh Rahwana -- simbol oligarki. Garuda  harus melawan, sebagai burung yang mencitani keadilan dan persatuan. Garuda bisa begitu sakti karena didukung dan dijaga oleh Rakyat. Dalam video klip ini, rakyat disimbolkan oleh tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. 

Nah yang menarik, tokoh punakawan tersebut juga dimainkan oleh personel Smailing Jendral sendiri. Bongky memerankan tokoh Semar, Irang memerankan tokoh Bagong, Thomas memerankan tokoh Petruk dan Jaka memerankan tokoh Gareng. Sedang yang berperan sebagai burung Garuda adalah Andreas, tim dari Zonmer, Dewi Shinta (Maria dari Zonmer) dan Rahwana diperankan seorang jurnalis Teguh Yuswanto.   

Tapi konsep wayang orang ini dipadukan dengan cara menonton wayang kulit. Sehingga aksi, mereka ditangkap kamera melalui siluetnya saja. 

Proses pembuatan video klip  ini tetap memperhatikan protokol kesehatan. Menggunakan masker dan tersedia handsanitizer.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya