Top 3: Alasan Cawapres AS Kamala Harris Bermasalah Bagi Donald Trump Terpopuler

Berita tentang alasan Kamala Harris yang menjadi cawapres AS membawa masalah baru bagi Donald Trump menjadi sorotan di Top 3 kanal Global Liputan6.com.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Agu 2020, 10:17 WIB
Cawapres Kamala Harris. Dok: AP Photo

Liputan6.com, Jakarta- Target serangan baru Presiden Donald Trump muncul, dengan terpilihnya Senator Kamala Harris sebagai calon wakil presiden AS berpasangan dengan Joe Biden.

Berita tentang alasan Kamala Harris yang menjadi cawapres AS membawa masalah baru bagi Donald Trump itu menjadi berita terpopuler di kanal Global Liputan6.com, Jumat (14/8/2020).

Berita populer lainnya adalah mengenai Joe Biden yang menggelar kampanye perdana usai memilih Kamala Harris sebagai calon wakil presiden.

Dalam berita itu, dikatakan bahwa Kamala Harris, berharap untuk membuat sejarah sebagai perempuan pertama dan wakil presiden kulit hitam pertama di AS.

Adapun artikel yang menjadi sorotan lainnya, yaitu wanita di Provinsi Hubei, China yang kembali dites positif Corona COVID-19 setelah berbulan-bulan sembuh.

Wanita berusia 68 tahun itu kini mendapat perawatan setelah jatuh sakit pada 9 Agustus, dan hasil tes asam nukleat menunjukkan dirinya positif COVID-19, menurut berita tersebut.

Berikut ini artikel terpopuler kanal Global dalam Top 3 Global Liputan6.com

Saksikan Video Berikut Ini:


1. Kamala Harris Jadi Cawapres AS Bawa Masalah Baru Buat Donald Trump, Kenapa?

Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Harris melepaskan masker saat berbicara di atas podium di Alexis Dupont High School di Wilmington, Rabu (12/8/2020). Keduanya tampil perdana di depan publik sebagai pasangan capres-cawapres. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Terpilihnya Senator Kamala Harris sebagai calon wakil presiden Amerika Serikat berpasangan dengan Joe Biden, menjadi target serangan baru Presiden Donald Trump, yang telah berjuang untuk menemukan perlawanan efektif terhadap saingan Demokratnya.

Dalam beberapa menit setelah pengumuman pasangan Biden-Harris, Trump menyebut Harris "jahat", "mengerikan" dan "tidak sopan", sementara kampanyenya menggambarkannya sebagai seorang ekstremis yang akan menarik Biden ke kiri, seperti mengutip laman Channel News Asia, Kamis (13/8/2020). 

Tetapi ada sedikit bukti saat ini yang menunjukkan bahwa Harris lebih disukai pemilih dari Partai Republik daripada Joe Biden. Hal itu terungkap dalam jajak pendapat Reuters atau Ipsos yang dilakukan pada 10 Agustus hingga 11 Agustus, tepat sebelum dia diumumkan sebagai pilihan Biden.

Baca selengkapnya...


2. Usai Pilih Kamala Harris jadi Wakil Capres, Joe Biden Gelar Kampanye Perdana

Joe Biden bersama Elizabeth Warren dan Kamala Harris. Dok: AP Photo

Joe Biden, calon presiden lawan utama Donald Trump, telah mengadakan debut kampanye bersama yang sangat dinanti-nantikan dengan pasangannya Kamala Harris, yang berharap untuk membuat sejarah sebagai perempuan pertama dan wakil presiden kulit hitam pertama di negara itu.

Pasangan Demokrat, yang diperkenalkan pada hari Selasa oleh Biden setelah pencarian selama berbulan-bulan, sekarang meluncurkan target selama 83 hari untuk menghadapi pemilihan melawan Presiden Donald Trump. Demikian seperti melansir Channel News Asia, Kamis (13/8/2020). 

Kamala Harris, senator AS berusia 55 tahun dari California dan keturunan India dan Jamaika, dirahasiakan hingga saat-saat terakhir, meskipun ia secara luas dianggap sebagai pelopor wire-to-wire.

Baca selengkapnya...


3. Wanita di Hubei China Kembali Positif Corona COVID-19 Setelah Berbulan-bulan Sembuh

Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Seorang wanita di Provinsi Hubei, China tengah, kembali dinyatakan positif Virus Corona COVID-19. Padahal itu telah berbulan-bulan sembuh dari penyakit tersebut.

Menurut otoritas kantor pusat pengendalian dan pencegahan epidemi COVID-19 Jingzhou, pensiunan berusia 68 tahun itu kini mendapat perawatan setelah jatuh sakit pada 9 Agustus, dan hasil tes asam nukleat menunjukkan dirinya positif COVID-19.

Sebelumnya pasien tersebut pernah dikonfirmasi terjangkit COVID-19 pada 8 Februari, namun telah dinyatakan pulih selama berbulan-bulan, kata kantor pusat tersebut, menambahkan bahwa ini bukan kasus baru, seperti dilansir Xinhua, Kamis (13/8/2020).

Baca selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya