Israel Uji Coba Alat Tes COVID-19 dengan Air Liur Hanya dalam Hitungan Detik

Salah satu rumah sakit di Israel tengah melakukan uji coba alat untuk menentukan adanya Virus Corona COVID-19 menggunakan air lur dalam hanya hitungan detik.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Agu 2020, 13:19 WIB
ilustrasi berkumur mencegah radang tenggorokan/pexels

Liputan6.com, Ramat Gan - Alat tes air liur yang baru dikembangkan bertujuan untuk menentukan dalam waktu kurang dari satu detik apakah Anda terinfeksi Virus Corona baru atau tidak. Hal ini disampaikan oleh pusat medis terbesar Israel pada Kamis 13 Agustus.

Pasien diharuskan untuk berkumur dengan larutan garam dan meludah ke dalam vial (benda penampung cairan, bubuk, atau tablet farmasi).

Hasilnya kemudian diperiksa dengan perangkat spektral kecil yang secara sederhana, menyinari spesimen dan menganalisis reaksinya untuk melihat apakah konsisten dengan Virus Corona COVID-19. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Jumat (14/8/2020). 

Dengan pembelajaran mesin, ini menjadi lebih akurat dari waktu ke waktu.

Eli Schwartz dari Center for Geographic Medicine and Tropical Diseases di Sheba Medical Center, yang memimpin uji coba, mengatakan itu lebih mudah digunakan daripada usap PCR yang biasa digunakan untuk mendeteksi Virus Corona COVID-19.

"Sejauh ini kami mendapatkan hasil yang sangat menjanjikan dalam metode baru ini yang akan jauh lebih nyaman dan jauh lebih murah," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Tingkat Keberhasilan Tinggi

Petugas medis menunjukkan sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Selasa, (5/5/2020). Pemkot Bekasi melakukan tes swab secara massal setelah tiga penumpang KRL dari Bogor terdeteksi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pusat tersebut mengatakan dalam uji klinis awal yang melibatkan ratusan pasien, perangkat berbasis kecerdasan buatan yang baru mengidentifikasi bukti virus di dalam tubuh dengan tingkat keberhasilan 95 persen.

Amos Panet, seorang ahli virologi molekuler di Universitas Ibrani Yerusalem, mengatakan dia ingin melihat lebih banyak data dan perbandingan dengan tes yang ada sebelum membuat keputusan akhir.

Jumlah virus yang ada dalam air liur meningkat saat pasien semakin sakit, katanya, dan tantangan besarnya adalah mendeteksi pada "orang yang berada di ambang batas".

"Ini akan menjadi pengubah permainan hanya jika kita melihat validasi teknologi ini terhadap teknologi saat ini," katanya.

Sheba, yang terletak di luar Tel Aviv, telah bermitra dengan pengembang perangkat, perusahaan Israel Newsight Imaging, untuk membawa sistem tersebut ke pasar.

Perusahaan mengatakan mereka sedang dalam proses mendapatkan persetujuan regulasi. 

Setiap tes akan dipatok harga kurang dari 25 sen dan diharapkan perangkat pada akhirnya akan berharga kurang dari US $200.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya