ByteDance Diduga Sensor Konten Antitiongkok di Aplikasi Berita BaBe

Induk perusahaan TikTok, ByteDance, dilaporkan telah menyensor konten di aplikasi agregator berita Indonesia BaBe yang dianggap kritis terhadap pemerintah Tiongkok.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 14 Agu 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi aplikasi BaBe (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Liputan6.com, Jakarta - Induk perusahaan TikTok, ByteDance, dilaporkan telah menyensor konten di aplikasi agregator berita Indonesia BaBe yang dianggap kritis terhadap pemerintah Tiongkok.

Penyensoran konten BaBe yang dianggap antitiongkok ini dilakukan sejak 2018 hingga pertengahan 2020.

Informasi ini dihimpun oleh Reuters, mengutip enam orang sumber yang mengaku mengetahui tentang masalah ini.

Mengutip Reuters, Jumat (14/8/2020), sumber menyebut, "Moderator lokal diperintahkan oleh tim ByteDance yang ada di kantor pusat Beijing, untuk menghapus artikel bernada negatif tentang pemerintah Tiongkok, di aplikasi Baca Berita (BaBe)."

Dalam pernyataan kepada Reuters, BaBe menampik laporan ini. Mereka mengaku melakukan moderasi konten sesuai dengan pedoman komunitasnya dan sejalan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Pedoman yang dipublikasikan di situsnya, tidak menyebutkan Tiongkok ataupun pemerintah Tiongkok.

Menyusul publikasi laporan ini, BaBe mengatakan, sebelum menggunakan pendekatan moderasi lebih lokal seperti saat ini, BaBe memiliki beberapa praktik moderasi yang tidak konsisten dengan filosofinya, sehingga tim Indonesia memutuskan moderasi yang dianggap sesuai pasarnya.


Pedoman Konten BaBe

Ilustrasi aplikasi BaBe (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

"Pedoman ini diubah pada 2019, sejak itu kami membangun dan memberdayakan tim moderasi lokal untuk membuat keputusan yang sesuai untuk pasar lokal," kata BaBe dalam pernyataannya.

ByteDance di Beijing mengatakan, pihaknya tidak memiliki komentar lain di luar pernyataan BaBe.

Sementara, Kementerian Luar Negeri serta regulator internet Tiongkok Cyberspace Administration of China tak memberikan respons ketika diminta komentar.

Indonesia merupakan salah satu pasar utama bagi ByteDance, khususnya untuk aplikasi TikTok yang begitu terkenal di kalangan remaja dan anak muda. Di Indonesia, TikTok bahkan telah diunduh lebih dari 147 juta kali, menurut data analisis aplikasi SensorTower.

ByteDance sendiri membeli agregator BaBe pada 2018. Pada saat yang hampir bersamaan, TikTok diblokir oleh pemerintah karena konten di aplikasinya menjurus ke pornografi dan konten tak pantas lainnya.


ByteDance & Kominfo Sepakat Gunakan Moderator Lokal

Saat itu, untuk membuka blokir pemerintah, ByteDance sepakat dengan Kemkominfo untuk mempekerjakan tim moderator lokal TikTok.

ByteDance kemudian membeli secara penuh operasional BaBe setelah menjadi investor mayoritasnya. Menurut dua sumber, segera setelahnya, pedoman moderasi BaBe menggunakan kecerdasan buatan untuk mengumpulkan berita dari ratusan media di Indonesia, dibuat oleh tim dari markas ByteDance di Beijing.

Tak hanya itu, sumber itu menyebut, moderator BaBe juga diberi tahu untuk tidak menerbitkan artikel apa pun mengenai pemblokiran TikTok, saat proses negosiasi dengan pemerintah Indonesia.

Di bawah pedoman BaBe yang baru, artikel dari media mitra yang dianggap kritis terhadap pemerintah Tiongkok tak akan dipublikasikan di aplikasi BaBe, atau dihapus dari aplikasi. Demikian menurut keenam sumber Reuters.

(Tin/Why) 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya