Kementerian Koperasi dan UKM Gelar Program Pahlawan Digital UMKM

UMKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian menjadi pihak yang terpukul selama masa pandemi ini.

oleh Tira Santia diperbarui 14 Agu 2020, 16:30 WIB
Suasana seminar Gojek Wirausaha #GerakanOnlineNusantara "UMKM Kreatif dan Mandiri Kreasi Anak Bangsa", Jakarta, Selasa (27/8/2019). Gojek melatih 550 UMKM yang berada dalam naungan enam kementerian/lembaga supaya bisa naik kelas dan punya peran aktif di ekonomi digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM akan mengadakan program pahlawan digital UMKM yang bertujuan agar UMKM semakin banyak yang go digital. Program ini direncanakan akan berlangsung mulai 15 Agustus 2020, sampai puncaknya pada 28 Oktober 2020.

Karena UMKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian menjadi pihak yang terpukul selama masa pandemi ini. Tercatat 56 persen UMKM yang mengalami penurunan pendapatan dari total 64 juta UMKM di seluruh Indonesia akibat pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, digitalisasi UMKM menjadi salah satu kunci penting untuk membuat UMKM bisa bertahan serta memperluas skala bisnis dan pasar. Namun hingga kini dari sekitar 64 juta populasi UMKM di Indonesia, baru 13 persen yang telah go digital.

Di tengah harapan akan semakin banyaknya UMKM yang go digital, ternyata selama ini banyak innovator muda yang telah membantu mendigitalisasi UMKM di berbagai sektor. Mereka membuat inovasi dalam teknologi ataupun sistem untuk membantu UMKM “Naik Kelas”. Innovator muda inilah bisa kita sebut sebagai “Pahlawan Digital UMKM”.

Pahlawan Digital UMKM adalah sebuah program yang hadir untuk memberi apresiasi kepada para inovator digital UMKM dan menjaring banyak innovator muda lain yang sudah memulai inovasi untuk membantu UMKM.

 

Kementerian Koperasi dan UKM akan mengadakan program pahlawan digital UMKM. (Dok Kemenkop)

Dalam program ini Putri Tanjung yang berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM, bertujuan untuk menemukan dan mendukung lebih banyak lagi tech startup, SaaS, dan/atau gerakan sosial yang bertujuan untuk membantu UMKM terdigitalisasi. 

Salah satu target pencapaian dari program ini untuk mengumpulkan 10 pemenang terbaik yang akan menjadi mitra Kementerian Koperasi dan UMKM untuk melaksanakan digitalisasi UMKM. 

Program ini juga membuka peluang agar para inovator digital yang telah terkurasi, bisa dipertemukan dengan modal ventura untuk mendapatkan investasi agar mereka bisa memperbesar skala usahanya dan membantu lebih banyak lagi UMKM terdigitalisasi. 

Tidak hanya mencari para pahlawan digital, program ini juga memberikan pelatihan kepada para inovator muda untuk bisa lebih berdaya, serta memberi apresiasi para inovator - inovator yang selama ini telah membantu UMKM. 

Setiap minggunya, Pahlawan Digital UMKM akan berbagi inspirasi dengan mengadakan talk show dengan para inovator digital yang selama ini membangun bisnisnya yang secara langsung atau tidak langsung membantu mendigitalisasi UMKM.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perubahan Perilaku Konsumen selama Pandemi Paksa UMKM Go Digital

Pengunjung mengunjungi salah satu stan pameran ivent Mekari di Jakarta, Kamis (25/4). Bank Mandiri berharap dapat memperkuat kapasitas UKM dalam mengembangkan bisnis melalui pemanfaatan teknologi digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menyebut kondisi pandemi covid-19 menjadi peluang untuk UMKM go digital. Hal ini karena perilaku konsumen sehingga mau tidak mau UMKM juga beralih go online.

“Di marketplace sendiri kami mencatat berdasarkan data dari Kominfo ada sekitar 8 juta UMKM yang sudah onboarding ke platform digital, sekitar dari keseluruhan 60 juta UMKM baru 8 juta UMKM yang onboarding. Kita mencanangkan tambahan 2 juta UMKM onboarding sampai akhir 2020 di bawah program Bangga Buatan Indonesia,” kata Public Policy & Government Relation idea Rofi Uddarojat, dalam webinar Digitalisasi UMKM: Tantangan dan Peluang, Selasa (11/8/2020).

Rofi menyebut, terjadi perubahan perilaku konsumen marketplace di tengah pandemi covid-19. Semula konsumen hanya mencari barang-barang tersier di marketplace. Namun, kini dengan adanya pandemi ini konsumen menginginkan kebutuhan primer dan sekunder. Contohnya adalah bahan makanan, alat kesehatan, dan kebutuhan lain yang lebih mendesak dibandingkan kebutuhan tersier.

“Kami melihatnya adalah memang di saat covid-19 ini yang offline banyak yang tutup, karena ada suatu kejadian yang tidak kita harapkan tapi mungkin bisa mengambil hikmah di situ, banyak kemudian UMKM yang memanfaatkan platform digital sebagai alternatif untuk berjualan,”ujarnya.

Apalagi semenjak pandemi, pemerintah menghimbau agar masyarakat bekerja di rumah saja atau Work From Home dan tetap di rumah saja. Hal ini secara tidak langsung membuat UMKM tidak berjualan secara offline lagi karena konsumen tidak datang.

Sehingga UMKM akhirnya beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang muncul sejak pandemi ini dengan beralih go digital, dengan menggunakan marketplace atau media sosial sebagai alternatif memasarkan produk dan jasanya.

“Kami mengajak semua UMKM terdampak yang offline untuk masuk ke online, bagaimanapun juga inovasi teknologi tidak bisa dibendung yang namanya entrepreneurship saya kira salah satu prinsipnya adalah mampu beradaptasi terhadap segala kondisi,” pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya