Ignasius Jonan Ramal 3 Bisnis Ini Bakal Berkembang Pesat Usai Pandemi

Ignasius Jonan mencatat setidaknya ada tiga jenis bisnis baru yang berpotensi tumbuh positif di era kebiasaan baru ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Agu 2020, 19:21 WIB
Komisaris Independen PT Unilever Tbk sekaligus mantan Menteri ESDM dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.

Liputan6.com, Jakarta - Komisaris Independen PT Unilever Tbk sekaligus mantan Menteri ESDM dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta masyarakat, khususnya generasi muda agar tak patah arang di tengah situasi bisnis yang tidak pasti akibat pandemi Corona. Sebab pandemi ini memaksa masyarakat untuk merubah perilaku hidupnya, termasuk dalam aktivitas bisnis.

"Pandemi ini untuk generasi muda adalah kesempatan. Karena aktivitas untuk penyesuaian diri termasuk bisnis. Kalau banyak penyesuaian maka kelompok milenial berpeluang karena lebih fleksibel untuk menyesuaikan diri," ujar Ignasius Jonan dalam webinar bertajuk Berbagi Energi Positif untuk Generasi Milenial, Jumat (10/8/2020).

Jonan mencatat setidaknya ada tiga jenis bisnis baru yang berpotensi tumbuh positif di era kebiasaan baru ini. Sehingga bisa dimanfaatkan generasi muda untuk meraup keuntungan di masa sulit ini .

Pertama, bisnis energi yang berkelanjutan (renewable energy). Mengingat pandemi ini diakibatkan oleh kerusakan ekosistem alam yang menyebabkan virus mudah bermutasi dan bisa menular ke manusia. Imbasnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan menjadi meningkat.

"Seperti listrik, kami di Unilever rasanya rela membayar mahal untuk sumber listrik yang ramah lingkungan. Ini untuk juga menekan suhu bumi yang kian panas," jelas Ignasius Jonan.

Tak ayal, bisnis renewable energy dianggap semakin tumbuh positif. Misalnya, seperti energi yang bersumber dari tenaga angin, tenaga listrik dari matahari, sampai berbasis biomassa.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:


Kendaraan Bisnis

Mobil BMW i8 Roadster, i8 Coupe dan BMW i3s mengawal konvoi mobil listrik jelang jadwal pelaksanaan balap mobil listrik atau Formula E 2020 di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Konvoi kendaraan listrik berlangsung dari GBK menuju Monas. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Kedua, bisnis kendaraan listrik yang ditandai nilai valuasi perusahaan asal Amerika Serikat, Tesla semakin meroket. Ironisnya perusahaan pembuat kendaraan energi listrik ini mempunyai kapasitas produksi kendaraannya relatif kecil, dibandingkan perusahaan otomotif berbasis fosil.

"Bayangkan satu buah kendaraan listrik yang bentuknya sederhana bisa dihargai Rp 2 miliar. Sedangkan kendaraan berbasis fosil jauh lebih murah," paparnya.

Terakhir, bisnis berbasis digital yang ditandai dengan maraknya UMKM memasuki market place besar. Bisnis sektor ini tumbuh positif lantaran dianggap lebih aman dibandingkan melakukan penjualan secara konvensional di tengah pandemi ini.

Pun, dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pelaku Usaha yang tergabung dalam ekosistem digital tetap bisa melakukan aktivitas jual beli di manapun dan kapanpun.

"Generasi muda yang lebih melek internet justru punya kesempatan lebih untuk bisnis online. Berbeda dengan zaman dulu, yang mana akses Internetnya masih terbatas. Saya kira ini harus dijadikan peluang usaha," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya