11 Warga Ponorogo Sembuh dari COVID-19 pada 14 Agustus 2020

Ada tambahan tujuh pasien positif COVID-19 di Ponorogo, Jawa Timur.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Agu 2020, 13:26 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur melaporkan tambahan 11 pasien dinyatakan sembuh dari COVID-19 pada Jumat, 14 Agustus 2020.

Pasien sembuh dari COVID-19 itu antara lain warga Pulung, dua warga Siman, Kauman, Pulung, Babadan, Jetis, Jenangan, dan tiga warga Sambit.

Akan tetapi, ada tambahan tujuh pasien positif COVID-19. Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menuturkan, satu pasien berusia 58 tahun yang melakukan screening pre tindakan katerisasi jantung di RS Tulungagung.

Dari hasil tes usap atau tes swab yang dilakukan hasilnya positif COVID-19. Sedangkan empat warga lainnya merupakan kontak erat dari pasien konfirmasi positif COVID-19.

Selain itu, satu warga berusia 48 tahun pada 8 Agustus melakukan screening untuk pre operasi di RS Darmayu dengan jalani tes cepat atau rapid test. Hasil tes cepat reaktif dan didapatkan hasil PCR positif.

"Seorang warga Kauman berusia 26 tahun, pasien riwayat gagal ginjal dirujuk ke Surabaya, saat screening didapatkan hasil PCR positif,” ujar Ipong, dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Sabtu, (15/8/2020).

Perkembangan kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Ponorogo antara lain sembuh sebanyak 207 orang, meninggal lima orang, isolasi 18 orang. "Total 219 orang," ujar dia.

Dari total 226 kasus itu terdiri dari kelompok kasus Gontor 2 sebanyak 86 orang (sembuh 86), riwayat Surabaya sebanyak 23 orang (sembuh 20), Temboro 13 (sembuh 13), Ronowijayan 1 sebanyak 13 orang (sembuh 13).

Selain itu, Ronowijayan 2 sebanyak tujuh orang (sembuh 6 orang), PPIH Sukolilo sebanyak delapan orang (sembuh 8), Panjeng sebanyak empat orang (sembuh 4), dan lain-lain sebanyak 72 (sembuh 57).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Disiplin Protokol Kesehatan

Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Ia menambahkan, kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan harus menjadi perhatian bagi siapa pun selama vaksin COVID-19 belum tersedia.

Oleh karena itu, protokol kesehatan menjadi satu-satunya cara efektif untuk tindakan pencegahan penyebaran.

"Menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, namun juga orang lain dan tentunya demi keselamatan orang banyak,” ujar dia.


Saling Menjaga

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Ipong  mengimbau masyarakat tidak lengah dan tetap waspada dengan saling menjaga, saling peduli dan melindungi.

Hal itu dilakukan dengan meningkatkan kedisiplinan melaksanakan protokol kesehatan antara lain pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak.

Selain itu meningkatkan imunitas tubuh dengan olahraga, gembira dan berpikir positif, menerapkan ekstra disiplin terhadap protokol kesehatan jika terpaksa harus pergi dan pulang dari zona merah.

"Berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT," ujar dia.

Ia menambahkan, masyarakat juga tingkatkan kewaspadaan dan monitoring kedatangan warga dari zona merah. Kemudian mengaktifkan kembali peran satgas COVID-19 yang ada di desa dan kelurahan untuk membantu upaya pemutusan rantai penularan di lingkungannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya