Liputan6.com, Jakarta Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyatakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sragen akan lebih kondusif dan lebih adem kalau melawan kotak kosong.
"Demokrasi kan sah-sah saja. Mau ada lawannya atau tidak ada lawannya itu sudah diatur di undang-undang kok. Ya sudah, tidak masalah. Semua itu ada tantangan tersendiri. Melawan kotak kosong ada tantangannya. Ada lawannya juga punya tantangan. Semua tidak bisa dianggap mudah dan enteng. Hanya [Pilkada akan] lebih kondusif, lebih tidak ingar-bingar, dan lebih adem kalau melawan kotak kosong," ujar Yuni saat ditemui wartawan di Kantor Dinas Bupati Sragen, Jumat (14/8/2020).
Advertisement
Namun, Yuni yang berpasangan dengan Suroto pada Pilkada Sragen 2020 ini tidak ingin jemawa dan tidak boleh menganggap enteng karena masih ada partai politik yang belum mengambil sikap politik.
Yuni maju lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan berpasangan dengan Suroto dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pasangan Yuni-Suroto diusung lima parpol dengan kekuatan 33 kursi di DPRD.
Parpol terakhir yang memberikan rekomendasi untuk cabup Yuni dan cawabup Suroto di Pilkada Sragen 2020 adalah Partai Golkar pada Rabu, 12 Agustus 2020.
Dua parpol lain yang resmi mengusung Yuni-Suroto adalah Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN). Sementara itu, masih ada tiga parpol yang belum mengeluarkan rekomendasi untuk Pilkada Sragen, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerindra, dan Partai Nasdem.
Berdasarkan peraturan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang Pilkada Serentak, seorang calon tunggal dikatakan menang harus mampu mendapatkan suara 50 persen lebih atau plus satu.
Terkait ketentuan tersebut, Yuni sempat mengaku kaget. Dia kemudian menegaskan bahwa ketentuan itu menjadi tantangan tersendiri bila melawan kotak kosong.
"Jadi tidak boleh jemawa, tidak boleh sombong, dan tidak boleh menganggap enteng," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Arah Politik
Dalam periode kedua nanti, Yuni mengangkat slogan Gotong-Royong Membangun Sukowati. Slogan tersebut dimaksudkan bahwa semakin banyak yang ikut berperan dalam gotong-royong, akan semakin baik.
Ketika ditanya Solopos.com tentang arah politiknya ke calon tunggal, Yuni menjawab tidak boleh beraumsi, tidak boleh merasa bisa karena masih ada partai lain yang belum mengambil sikap.
Yuni mengakui secara resmi rekomendasi Partai Golkar sudah dia dapat. Yuni datang ke Jakarta bersama pasangannya, Suroto dengan didampingi pengurus DPD II Partai Golkar Sragen.
"Hanya rekomendasi untuk Mas Gibran [Cawali Solo Gibran Rakabuming Raka] yang diserahkan langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar. Yang lainnya, termasuk saya diserahkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar. Pesannya, Golkar dan PDIP harus bisa bersinergi karena di pusat sudah harmonis maka sampai di tingkat bawah harus harmonis," ujarnya.
Simak berita Solopos.com lainnya di sini.
Advertisement