Liputan6.com, Jakarta - Lewat sebuah thread di Twitter yang diunggah Selasa, 11 Agustus 2020, akun @oyobikinrugi membeberkan kecurangan yang klaimnya dilakukan pihak OYO Indonesia. Kerugiannya dijelaskan tak hanya dirasakan pelanggan, namun juga mitra dan vendor.
"Kenapa kami buat thread ini? Seperti yang saya sebut di awal, di negeri ini, penjahat baru bisa ditangkap kalau kasus mereka viral. Kami hampir kehilangan akal dan tenaga untuk berjuang, makanya dua hari ini kami meminta bantuan teman-teman untuk share kasus #oyobikinrugi," tulis pengguna akun tersebut sebagai awalan.
Di awal Juni 2020, pihaknya sempat menghimpun jumlah nominal kerugian korban. Dari hanya 44 orang korban, totalnya Rp3.028.202.257. "Padahal, jumlah korban refund setidaknya ada 300 orang yang kita temukan di Instagram. Nggak kebayang berapa total kerugian yang asli," sambung pihaknya.
Baca Juga
Advertisement
Ia menjabarkan, kasus yang sering dialami pelanggan adalah terpaksa mengajukan pengembalian dana karena mereka gagal menginap di akomodasi OYO Indonesia. "Kebanyakan bukan atas permintaan sendiri, tapi karena alasan seperti properti yang ternyata sudah tidak bekerja sama dengan OYO," imbuhnya.
Kasus permintaan pengembalian dana oleh pelanggan pun umumnya disebut buntut dari dispute antara OYO dengan mitra pemilik properti. "Pembayaran ngadat lah, kontrak kerja sama nggak berjalan lah. Akhirnya mitra minta putus kerja sama," tulisnya.
Lalu, klaim selanjutnya yang disebut datang dari mantan karyawan jejaring perusahaan asal India tersebut, ada pula properti yang bagunannya belum jadi, namun sudah dipasarkan.
Lebih lanjut, OYO Indonesia dituduh membanting harga kamar di bawah floor price yang disepakati. "Lalu, pembayaran OYO ke mitra nggak pernah sesuai. All of these are intended," paparnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berawal dari Tersendatnya Pengembalian Dana
Pengguna akun tersebut juga mengklaim, pihak OYO Indonesia memblok akun mereka dan telah melayangkan somasi sebanyak tiga kali lewat kuasa hukum.
"Kita juga sudah lapor ke LBH Jakarta, KPPU, BPKN, Kemendag, dan Disnaker. Cuma ya gitu, terutama issue mitra dan vendor, masih sulit menemukan jalan keluar," paparnya.
"Sampai detik ini, banyak yang bilang #oyobikinrugi cuma campaign jahat buat jatohin Oyo. Strategi dagang, permainan bisnis. We wish it was only business, but its not. We have proof to every single story we share. Kita juga nggak pernah mau singgung brand kompetitor mana pun," imbuh pengguna akun tersebut.
Sejak diunggah, thread ini sudah mendapat 14,7 ribu retweet, dan menerima beragam komentar. Ada yang membenarkan, sementara apa pula yang mengaku tak pernah punya masalah selama memesan akomodasi OYO Indonesia.
Dalam keterangannya, akun @oyobikinrugi awalnya di buat hanya di Instagram di bawah nama pengguna @oyobikinrugi_ pada Februari 2020. Kala itu, admin akun dikatakan merupakan salah satu pelanggan yang juga kesulitan menerima pengembalian dana.
Dari awalnya dijadwalnya pada 7--14 hari kerja hingga diperpanjang sampai 45 hari kerja. Dari kesulitan serupa yang dialami itulah pihaknya berinisiatif menjalin komunikasi dengan pelanggan lain bernasib serupa.
"Kami hanya ingin para korban bisa menerima kembali hak mereka yang ditahan PT Oyorooms Indonesia dan agar perusahaan ini bisa diusut sebelum terlambat," tegasnya.
Liputan6.com sudah meminta konfirmasi pihak OYO Indonesia terkait rentetan tuduhan tersebut. Namun, sampai artikel ini tayang, belum ada keterangan resmi yang diberikan.
Advertisement