Selama Pandemi Covid-19 Penjualan Mobil Anjlok, Komposisi Pembeli Ikut Berubah

Pandemi Covid-19 membuat roda ekonomi melambat. Tak terkecuali penjualan mobil yang turun drastis, bisa tinggal 60 persen jumlahnya bila dibanding tahun lalu yang mencapai 1 juta unit.

oleh Sigit Tri Santoso diperbarui 16 Agu 2020, 16:10 WIB
Pekerja melintasi deretan mobil yang siap diekspor di Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta, Selasa (8/8). Kemenperin mencatat, ekspor Mobil pada periode Januari-Juni 2017 meningkat 20,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 membuat roda ekonomi melambat. Tak terkecuali penjualan mobil yang turun drastis, bisa tinggal 60 persen jumlahnya bila dibanding tahun lalu yang mencapai 1 juta unit.

Selain itu, piramida pembeli juga ikut berubah. Bila sebelumnya konsumen pembeli mobil pertama berada di piramida terbawah (porsi terbesar), kini komposisinya berubah. Hal ini dikemukakan oleh Marketing Director TAM (Toyota Astra Motor), Anton Jimmi Suwandy pada kesempatan virtuel confference pada Jumat (14/8/20).

"Sekarang pembeli mobil pertama di range 40 persen," ujarnya. Angka ini turun sekitar 15 persen dibanding dengan kondisi sebelum pandemi terjadi. "Dulu 55 persen sampai 60 persen. Tapi sekarang 60 persen merupakan pembeli mobil additional (tambahan) dan replacement (pengganti)."

Artinya sekarang permintaan dan penjualan mobil kelas LCGC seperti Toyota Agya, Calya dan juga Avanza menurun. "Replacement dan additional adalah kelas medium high."

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Penyebab Penurunan Penjualan Mobil

Dari data ini sangat terlihat siapa yang terdampak pandemi dan yang memiliki uang. "Penyebab turunnya penjualan dari faktor ekonomi, Covid (pendemi) dan PSBB," ungkap Anton.

Penyebab LainSelain faktor ekonomi dan pembatasan mobilitas masyarakat, ada hal lain yang sangat mempengaruhi penjualan. Lembaga keuangan juga berperan dalam penurunan penjualan tersebut.

"Leasing harus bersikap lebih selektif memilih konsumen-konsumen dari segmen yang lebih sehat," tambah Anton. Perusahaan pembiayaan berusaha agar terhindar dari kredit bermasalah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya