Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas dari ragam tertentu memiliki kemampuan untuk mengendarai mobil dengan baik. Salah satunya Zulhamka Julianto Kadir, penyandang disabilitas daksa asal Bandung yang sudah tidak asing dengan kegiatan berkendara.
Pria pengguna kursi roda ini memilih mobil transmisi automatic atau mobil matic yang cocok dengannya tanpa harus dimodifikasi.
Advertisement
“Kalau mobil matic ada dua kendali di bawah yaitu pedal gas dan rem. Saya menggunakan kaki kiri di rem dan kaki kanan di gas. Sebetulnya semua bagian tubuh saya masih berfungsi namun tenaganya lemah,” katanya melalui sambungan telepon, Jumat (14/8/2020).
Menurutnya, kegiatan berkendara bagi difabel tergantung pada ragam disabilitas yang disandang. Kesadaran dan mengenal kemampuan diri menjadi salah satu kunci mampu atau tidaknya seorang difabel mengendarai mobil
“Kita harus sadar diri mana yang bisa kita lakukan dan mana yang tidak, jangan memaksakan karena akan membahayakan diri sendiri dan orang lain di jalanan.”
Pria yang akrab disapa Anto ini menjelaskan alasan mengapa ia tidak melakukan modifikasi pada mobilnya. Menurutnya, mobil matic sudah bisa ia gunakan tanpa harus ada tambahan apapun karena dua kakinya ditempatkan di pedal berbeda tanpa harus memindah-mindahkan posisi kaki.
Simak Video Berikut Ini:
Bagi Pasien Amputasi Kaki
Ia menambahkan, penggunaan mobil matic yang tidak perlu modifikasi juga sebetulnya bisa digunakan oleh disabilitas daksa amputasi yang memiliki satu kaki.
Dengan menggunakan kaki kanan saja kedua pedal sudah bisa dikendalikan mengingat kaki kanan masih bisa digerakkan dan masih memiliki kekuatan penuh. Cara seperti ini juga digunakan oleh pengendara non difabel.
Namun, ia kembali mengingatkan bahwa mengenal disabilitas diri adalah kunci keselamatan.
“Kita gunakan hak kita sebagai warga negara yang tidak ingin dibedakan tapi kita juga harus mempertimbangkan terlebih dahulu risiko-risikonya.”
Advertisement