Survei: 3 Ribu Dokter Lokal Skeptis pada Vaksin COVID-19 Rusia

Mayoritas dokter Rusia tidak akan merasa nyaman disuntik dengan vaksin COVID-19 baru yang diproduksi negaranya sendiri. Minim data uji klinis menjadi salah satu alasan.

oleh Hariz Barak diperbarui 16 Agu 2020, 13:02 WIB
Vaksin COVID-19 Rusia (File)

Liputan6.com, Moskow - Mayoritas dokter Rusia tidak akan merasa nyaman disuntik dengan vaksin COVID-19 yang diproduksi negaranya sendiri, karena kurangnya data yang memadai tentangnya dan persetujuan produksinya yang super cepat.

Hal itu ditunjukkan oleh sebuah hasil survei terhadap lebih dari 3.000 dokter dan profesional medis yang dipublikasikan pada Jumat 16 Agustus 2020.

Rusia mengatakan bahwa vaksin pertama di dunia untuk virus corona baru akan diluncurkan pada akhir bulan ini. Dokter dan tenaga medis akan menjadi kelompok prioritas penerima vaksin tersebut.

Vaksin, yang disebut "Sputnik V" sebagai penghormatan kepada satelit pertama di dunia yang diluncurkan oleh Uni Soviet pada tahun 1957, belum menyelesaikan uji coba terakhirnya dan beberapa ilmuwan mengatakan mereka khawatir Moskow akan menempatkan prestise nasional di atas keselamatan.

Sebuah survei terhadap 3.040 dokter dan spesialis kesehatan, yang dilakukan oleh aplikasi seluler "Doctor's Handbook" dan dikutip pada hari Jumat oleh harian RBC, menunjukkan 52 persen tidak siap untuk divaksinasi, sementara 24,5 persen mengatakan mereka akan setuju untuk diberikan vaksin, Reuters mewartakan, dikutip dari Asia One, Minggu (16/8/2020).

Hanya seperlima responden mengatakan mereka akan merekomendasikan vaksin ini kepada pasien, kolega, atau teman.

Kecurigaan mereka juga dirasakan oleh beberapa orang Rusia yang mengatakan bahwa mereka terlalu takut untuk mencoba vaksin, sementara yang lain setuju dengan pemerintah mereka bahwa skeptisisme yang diungkapkan oleh para ahli, terutama ahli asing, didorong oleh kecemburuan.

Persetujuan vaksin Rusia datang sebelum uji coba yang biasanya melibatkan ribuan peserta, umumnya dikenal sebagai Fase Tiga. Uji coba semacam itu biasanya dianggap sebagai prekursor penting bagi vaksin untuk mendapatkan persetujuan regulasi.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow itu aman dan telah diberikan kepada salah satu putrinya.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko menolak kekhawatiran keamanan yang dikemukakan oleh beberapa ahli atas persetujuan cepat Moskow atas obat tersebut sebagai "tidak berdasar".

Simak video pilihan berikut:


Gelombang Pertama Telah Diproduksi

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin pada 11 Agustus 2020, negaranya telah mendaftarkan vaksin COVID-19 pertama di dunia. (Xinhua/RDIF)

Rusia, pada Sabtu 15 Agustus 2020, mengatakan telah memproduksi gelombang pertama vaksin COVID-19 baru buatannya.

"Gelombang pertama vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute telah diproduksi," Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan dalam pernyataan, sebagaimana diwartakan Kantor Berita Interfax, dikutip dari Antara, Minggu (16/8/2020).

Rusia sebelumnya mengatakan bahwa gelombang pertama vaksin COVID-19 mereka akan diluncurkan akhir Agustus ini, dengan dokter dan tenaga medis akan diprioritaskan menjadi penerima pertama secara luas.

Selengkapnya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya