Liputan6.com, Jakarta - Siang hari di penghujung bulan Juli 2020, ponsel pintar Paskibraka Muhammad Asri Maulana berbunyi. Bukan dari pujaan hati, tapi dari seseorang yang tak pernah dia bayangkan sama sekali.
"Ternyata dari Kak Amar," kata Asri saat berbincang dengan Diary Paskibraka Liputan6.com beberapa hari sebelum berangkat ke Jakarta.
Telepon itu dari bekas pelatih Paskibraka 2019. Sosok yang turun tangan menilai performa seluruh anggota pasukan pengibar bendera pusaka tingkat nasional, sewaktu pendidikan dan pelatihan selama dua pekan di PP-PON Cibubur, Jakarta Timur.
Semula, sosok yang dia panggil dengan sebutan 'kak Amar' sekadar menanyakan kabar dan kegiatan sehari-hari setelah Asri menyandang status Purna Paskibraka Indonesia (PPI). Juga menanyakan perihal kasus COVID-19 di tempat tinggalnya.
Baca Juga
Advertisement
Setelah itu berlanjut menjadi telepon video (video call). Kak Amar atau Letkol Amar, Koordinator Pelatih Paskibraka 2019, meminta Asri untuk melakukan gerakan baris-berbaris.
"Aku dites PBB (peraturan baris-berbaris). Apakah masih ingat atau sudah lupa," kata Asri.
"Sama disuruh kirim foto terbaru full body," Asri melanjutkan. Percakapan antara Asri dan Letkol Amar tidak terlalu lama. Tidak sampai 60 menit.
Asri tahu bahwa petugas upacara tahun ini berasal dari Paskibraka 2019. Namun, Asri tak mau senang dulu karena menurut dia, bukan hanya dia yang dihubungi sama pelatih.
Selan beberapa hari, Asri mendapat kabar, dia terpilih kembali sebagai Paskibraka 2020.
"Bahagia campur sedih pas tahu terpilih lagi. Bahagia karena bisa tugas lagi, sedihnya karena tidak bisa kumpul sama teman-teman satu angkatan," katanya.
Sayangnya, Asri tidak boleh dulu memberitahu kabar bahagia ini ke teman-teman yang lain sampai waktunya tepat.
Bahkan, putra pasangan Akhmad Sya'bani dan Sri Hartati ini tidak tahu kalau dua orang sahabatnya, yang juga satu tim saat Diklat Paskibraka 2020, bernasib sama dengannya.
Begitu tahu, Asri dilanda rasa senang yang teramat besar. "Bersyukur banget bisa bareng lagi sama Sudrajat (Paskibraka wakil Bengkulu) dan Sanggra (Paskibraka wakil Bali)," kata dia.
Simak Video Berikut Ini
Paskibraka 2020 Sudrajat Prawijaya
Pengalaman serupa diceritakan Sudrajat Prawijaya, Paskibraka 2020 wakil Bengkulu. "Yang pertama itu kak Setyawan. Beliau minta data diri sama foto full body depan kiri dan kanan," kata Sudrajat.
Selang beberapa hari, Sudrajat menerima panggilan telepon video dari Letkol Amar. Dia pun diminta untuk melakukan gerakan PBB.
"Setelah itu ada sedikit diwawancara. Ditanya-tanya kegiatan sehari-hari di masa pandemi begini, terus ditanya kesehatan bagaimana, keluarga bagaimana, dan daerah bagaimana," katanya.
"Nah, yang bikin aku deg-degan, sewaktu kak Amar tanya kalau aku diberangkatkan ke Jakarta lagi untuk pelatihan apakah aku siap, apakah orangtuaku setuju," Sudrajat melanjutkan.
Baca juga : Paskibraka Sudrajat Kembali ke Nasional, Bengkulu Juara Bertahan
Sudrajat meyakinkan Letkol Amar bahwa semuanya dalam keadaan baik. Dan, keluarganya bakal mengizinkan Sudrajat untuk terbang ke Jakarta guna mengikuti pelatihan Paskibraka kembali.
"Awalnya memang deg-degan, yakin enggak yakin, tapi rezeki memang nggak ke mana," katanya.
Sepucuk surat yang mengabarkan Sudrajat terpilih sebagai Paskibraka 2020 datang. Saat membaca surat tersebut, dia mengaku tak henti-hentinya mengucap syukur.
Apalagi, Sudrajat menjadi anggota Paskibraka yang bisa mempertahankan nama Bengkulu di tingkat nasional.
"Alhamdulillah, senang banget. InsyaAllah tidak bakal mengecewakan provinsi Bengkulu serta kabupaten Sudrajat yang sudah memercayakan semuanya kepada saya," ujarnya.
"Semua atas izin Allah. Sudrajat selalu bersyukur apa yang diberikan oleh-Nya," katanya.
Advertisement
Paskibraka 2020 I Gusti Agung Bagus Kade Sanggra Wira Adhinata
Cerita yang kurang lebih sama disampaikan Paskibraka 2020 wakil Bali, I Gusti Agung Bagus Kade Sanggra Wira Adhinata.
Paskibraka yang diakrab dipanggil Sanggra, mula-mula diminta untuk bergabung ke dalam aplikasi zoom meeting oleh pelatih Paskibraka 2019 yang lain.
Berhubung Sanggra tak memiliki akun tersebut dan harus unduh serta daftar terlebih dahulu jadinya Letkol Amar yang langsung menghubunginya.
"Kelamaan kali ya Sanggranya, jadi kak Amar langsung yang telepon," kata dia sambil tertawa.
"Habis itu kak Amar minta saya hadap kanan, hadap kiri, balik kanan, balik kiri. Dan, kak Amar melihat postur saya juga. Selesai deh. Saya disuruh tunggu kabar," Sanggra melanjutkan.
Pada Senin pagi, 27 Juli 2020, sebuah surat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), Sanggra terima. Isinya menyatakan bahwa Sanggra akan kembali bertugas untuk upacara HUT ke-75 RI.
"Habis itu Sanggra siapkan apa saja yang diperlukan. Dari fisik, kelengkapan adminitasi, kelengkapan pribadi, sampai rapid dan swab test," ujarnya.
Kata Koordinator Pelatih Paskibraka 2020
Saat dihubungi Diary Paskibraka Liputan6.com melalui sambungan telepon, Letkol Amar, mengatakan, delapan Paskibraka 2020 adalah peserta yang meraih nilai terbaik kedua pada Diklat Paskibraka 2019.
Nilai terbaik kedua setelah delapan anggota Paskibraka Nasional 2019 yang terpilih menjadi Pembawa Baki, Pembentang, Penggerek, dan Komandan Kelompok 8 di pagi dan sore hari.
"Selain itu, kita lihat juga postur tubuhnya, masih proporsional atau tidak, dan ada perubahan fisik atau tidak," kata Amar.
"Mereka ini kan anak muda. Mungkin setelah tugas mereka pernah jatuh dari motor yang menyebabkan perubahan pada fisiknya, jadi itu kita lihat," Amar melanjutkan.
Sebab, meskipun rangking mereka yang terbaik, tapi pas dilihat ada perubahan fisik, tidak terpilih.
"Ada yang seperti itu, tapi saya tidak bisa sebut namanya. Rata-rata dari yang putri, yang putra rata-rata stabil," ujarnya.
Nantinya, dari delapan orang yang dipanggil kembali ke Jakarta, hanya enam anggota Paskibraka yang bertugas di Istana Merdeka. Tersisa dua sebagai cadangan.
Letkol Amar dan segenap pelatih Paskibraka 2020 punya alasan memilih delapan orang, tidak enam orang saja.
"Kita mengantisipasi dengan konteks seperti ini. Kalau pas-pasan enam orang, begitu ada masalah misalkan ada yang sakit atau apa, kita tidak bisa lagi memanggil orang yang baru karena prosesnya bakal lama," katanya.
"Harus rapid test dulu, swab test dulu, dan isolasi mandiri dulu," Amar melanjutkan.
Memang tak dapat dipungkiri, ada perasaan sedih di benak dua orang Paskibraka cadangan tersebut. Namun, Amar berpesan agar tak berkecil hati.
"Yang jelas mereka harus bangga karena sudah terpilih lagi. Kebetulan saja ini masalah jumlah. Bisa juga yang cadangan itu nilainya dulu terbaik, tapi karena saat sekarang ada penurunan, dia jadinya tidak terpilih. Bisa juga begitu," ujar Amar.
Advertisement