JK Record Luncurkan Single Di Bawah langit Yang Sama Jelang HUT RI Ke-75

Lagu yang dinyanyikan JK Records ini diciptakan oleh Fajar Catur.

oleh Aditia Saputra diperbarui 16 Agu 2020, 17:30 WIB
Leonard Nyo Kristianto, Produser JK Records

Liputan6.com, Jakarta JK Record merilis single berjudul Di Bawah Langit Yang Sama. Single ini diluncurkan untuk menyambut HUT RI ke-75.  Lagu yang diciptakan oleh Fajar Catur ini menceritakan tentang Kebhinnekaan. Di mana Indonesia yang beraneka ragam budaya dan bahasa namun tetap bersatu, tidak ada pertengkaran. 

“Lagu ini pesannya dalam. Awalnya judulnya Indonesiaku dan kita ganti Di Bawah Langit Yang Sama. Lagu ini bercerita, kita ini beda tapi nggak perlu berantem, karena kita hidup di bawah langit yang sama,” ujar Leonard Nyo Kristianto, Produser JK Records saat ditemui, baru-baru ini.

Fajar Catur juga menjelaskan bahwa lagu Di Bawah Langit Yang Sama ini diciptakan tahun lalu, di mana dirinya bertugas di Soppeng, Sulawesi Selatan.

“Kebetulan Pak Nyo dari JK Records minta lagu yang sifatnya nasionalisme dan persatuan. Jadi gayung bersambut. Lagu ini awalnya biasa saja, tapi diaransemennya jadi bagus. Musiknya ada lokalnya dan luarnya juga,” ungkap Fajar Catur.

 


Penyanyi

Leonard Nyo Kristianto dan Fajar Catur

Untuk mendapatkan penyanyi yang memiliki suara khas dan berkarakter dengan lagu ciptaannya ini, Fajar menyeleksi dengan ketat. Dari puluhan penyanyi yang ikut audisi terpilihlah Sausan, gadis belia asal Makasar yang masih duduk di bangku SMP. 

“Jadi saya kumpulkan orang – orang memiliki bakat nyanyi setelah diseleksi dapat Sausan asal Makasar yang kebetulan juga anak rektor,” ujar Fajar.

 


Kualitas

Sausan

Nyo juga berpendapat, lagu kebangsaan ini tak harus dinyanyikan penyanyi terkenal, yang terpenting memiliki karakter dan khas suaranya. 

“Sausan suaranya bagus dan punya talenta, jadi kenapa nggak? Nah, beda kalau mau bikin musik targetnya TikTok, pastinya dibutuhkan penyanyi terkenal,” timpalnya.

 


Talenta

Fajar merupakan anggota TNI berpangkat Letnan Kolonel yang menyukai musik dan memiliki talenta menulis lagu. Baginya menciptakan lagu ini adalah salah satu bagian dari tugas sebagai anggota TNI. 

“Jadi saat itu saya bertugas sebagai Dandim di Soppeng, Sulawesi Selatan untuk memberikan wawasan pada pelajar. Ketika saya masuk saya lihat responnya kurang dan tidak menarik. Tapi setelah didengarkan lagu – lagu kebangsaan responnya baik,” terangnya.

 


Berkurang

Saat ini lagu – lagu tentang kebangsaan sudah mulai berkurang. Nyopun berencana untuk mempopulerkan lagu kebangsaan baik me-recycle-nya ataupun membuat lagu baru. 

“Saya juga agak bingung kalau 17 Agustus dan Hari Pahlawan,  lagunya itu-itu saja. Jadi nggak ada salahnya kalau kita buat lagu kebangsaan yang baru,” papar Nyo.

Baik Nyo maupun Fajar, tidak melihat dari sisi bisnis yang menguntungkan dalam pembuatan lagu ini. Mereka sama-sama yakin rizki akan mengikutinya.

“Kalau saya, kita buat apa yang terbaik nanti uangnya ngejar kita. Kalau kita ngejar uang capek. Rizki nggak akan ketukar kok,” ungkap Nyo.

 


Pesan Moral

Dalam lagu ini ada pesan moral yang ingin disampaikan yakni kebangsaan dan persatuan yang harus melekat dalam diri masyarakat Indonesia. 

“Pesannya NKRI harga mati. Kita dibesarkan tanah Indonesia, nggak peduli dari daerah mana, kenapa kita menyakiti tanah yang kita tinggali ini? Jadi NKRI itu sudah final. Saya pernah tinggal di Amerika 6 tahun toh balik lagi kesini, karena saya cinta Indonesia,” pungkas Nyo.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya