Liputan6.com, Jakarta - Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia (RI) (HUT ke-75 RI) yang berlangsung pada Senin, 17 Agustus 2020 di Taman Surya Balai Kota Surabaya, bakal menyuguhkan konsep Bhinneka Tunggal Ika.
Konsep tersebut dipilih sebagai bukti keberagaman yang menyatu dan harmonisasi di Surabaya itu memang nyata.
Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat, Irvan Widyanto mengatakan, pada upacara Peringatan HUT ke-75 RI yang digelar pada Senin, 17 Agustus 2020, pihaknya memastikan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Termasuk kepada peserta upacara yang hadir di lokasi maupun mengikuti secara daring.
"Kita memakai penerapan protokol yang ketat, jadi termasuk juga peserta upacaranya, undangan dan kemudian melalui daring," kata Irvan, Minggu (16/8/2020), seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id
Baca Juga
Advertisement
Menariknya, pada upacara Peringatan HUT ke-75 RI yang berlangsung besok, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya, M Fikser didapuk sebagai perwira upacara.
Mantan Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu diketahui merupakan putra asli Papua kelahiran Kota Serui.
"Beliau (M Fikser) adalah putra asli Papua, di mana beliau sudah mengabdikan diri ke Pemkot Surabaya lebih dari pada 20 tahun," ungkap Irvan.
Menurut Irvan, pemkot memilih putra asli Papua sebagai perwira upacara karena ingin menunjukkan Surabaya itu ramah untuk siapa saja. Bahkan, beberapa pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
"Ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya itu ramah untuk siapa saja, toleransi untuk siapa saja. Kita ingin menunjukkan bahwa Kebhinekaan Tunggal Ika yang ada di Surabaya itu memang benar ada dan harmonis," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Batasi Jumlah Peserta yang Hadir Saat Upacara 17 Agustus
Pria yang pernah menjabat Kepala Satpol PP Surabaya ini menyatakan, jika pada Peringatan HUT RI di tahun-tahun sebelumnya dihadiri ribuan orang, berbeda dengan yang berlangsung pada besok. Sebab, pihaknya membatasi jumlah peserta yang hadir di lokasi upacara.
"Kalau dulu undangan sampai 2 ribu - 3 ribu orang. Kali ini undangannya hanya 30 orang, serta 30 orang lain penerima penghargaan," ujar dia.
Di samping itu, kata Irvan, pada tahun-tahun sebelumnya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) berjumlah 30 orang, besok akan diminimalkan menjadi tiga orang. Selain itu pula, pasukan yang biasanya satu peleton juga diminimalkan menjadi lima orang per matra.
"Ini juga diikuti oleh seluruh Lurah, Camat, Danramil dan Kapolsek secara daring. Dan mereka pun tetap seolah-olah mengikuti upacara itu, jadi mereka semua memakai (seragam) kebesaran saat upacara," pungkasnya.
Advertisement