Liputan6.com, Gunungkidul - Sebanyak 21 pegawai Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul dinyatakan positif Covid-19 dari hasil swab laboratorium, pada Sabtu (15/08/2020). Dan ini merupakan rekor tertinggi penambahan selama beberapa bulan terakhir.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka melaporkan hasil pengujian swab Sabtu kemarin menunjukkan ada 25 kasus positif baru. 21 kasus merupakan pegawai Dinkes dan empat lainnya merupakan hasil penelusuran kontak.
Baca Juga
Advertisement
"Meroketnya jumlah kasus pegawai kesehatan ini merupakan hasil dari pemeriksaan swab massal. Pegawai dan tenaga kesehatan memang menjadi prioritas untuk pemeriksaan tersebut," kata Priyanta.
Pascahasil swab keluar, Priyanta menyatakan dinkes langsung mengambil langkah darurat. Koordinasi pun dilakukan dengan RSUD Wonosari dan RSUD Saptosari, terkait penanganan para pegawai Dinkes Gunungkidul.
"Hasilnya, 17 pegawai diisolasi ke RSUD Saptosari, satu ke RSUD Wonosari, dan tiga lainnya menjalani isolasi mandiri," dia menjelaskan.
Priyanta, menambahkan, seluruh pegawai Dinkes Gunungkidul yang dinyatakan positif Covid-19 ini tanpa gejala. Namun bagi mereka yang isolasi mandiri tetap dilakukan kontrol ketat. Antara lain harus memiliki kamar sendiri dan kamar mandi terpisah.
Selanjutnya, swab massal akan dilanjutkan bagi kontak erat di lingkungan Dinkes dan keluarga pegawai. Priyanta menyebut ada 139 spesimen yang akan diambil.
"Mulai Senin hingga Rabu besok, seluruh pegawai Dinkes (Gunungkidul) juga akan bekerja dari rumah. Ini kami lakukan agar kasus tidak berkembang," ucapnya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Pegawai Dinkes Berisiko Tinggi Tertular Covid-19
Menurut Priyanta, terpaparnya para pegawai ini sebagai hal yang wajar. Sebab, mereka dekat dengan risiko penularan karena para pegawai terus bekerja terus menerus seperti monitoring setiap harinya dilapangan.
"Sejak pertengahan Maret, kami tak pernah berhenti dan aktif setiap hari, monitoring berupa penelusuran kasus hingga interaksi langsung saat berada di fasilitas kesehatan (faskes)," kata Priyanta.
Dinkes juga berupaya untuk meminimalisir pertemuan dengan berkoordinasi secara teleconference. Namun kendala sinyal di sejumlah wilayah membuat pertemuan tatap muka tetap dilakukan.
"Ada beberapa wilayah tempat rekan kami bertugas sulit sinyal, sehingga mereka harus datang langsung ke Dinkes untuk koordinasi," dia mengungkapkan.
Priyanta pun menyebut berita ini menjadi "hadiah" bagi Dinkes Gunungkidul. Sebab pihaknya sangat menyadari bahwa mereka adalah di garda terdepan penanganan COVID-19, sehingga risiko penularan sangat potensial.
"Ini risiko yang harus kami hadapi, meski sudah menjalani protokol kesehatan ketat," katanya.
Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi menyatakan kondisi ini bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat. Sebab penularan COVID-19 disebutnya tidak pandang bulu, termasuk pegawai kesehatan sekalipun.
Ia pun mengimbau masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan saling mengingatkan. Sebab menurutnya masyarakat saat ini mulai abai terhadap pencegahan dasar seperti pemakaian masker dan jaga jarak.
"Tempat-tempat publik seperti rumah ibadah perlu berkoordinasi, kalau perlu ditutup dulu untuk mencegah penyebaran," kata Immawan.
Advertisement