Liputan6.com, Jakarta - Masih ingat dengan kedai Dua Coffee cabang Washington yang jadi korban kerusuhan saat ada aksi protes Black Lives Matter pada 30 Mei 2020 lalu? Pada saat itu, kaca depan kedai hancur berantakan, padahal baru saja dibuka sehari setelah ditutup akibat dampak pandemi.
Ada kabar terbaru yang disampaikan salah satu pendiri brand kopi lokal tersebut, Omar Karim Prawiranegara. Menurut dia, pemerintah setempat sudah melonggarkan aturan karantina wilayah sehingga bisnis sudah mulai beroperasi sejak dua minggu lalu. Begitu pula dengan kedai mereka.
Baca Juga
Advertisement
Hanya saja, operasional masih terbatas. Pengunjung kedai boleh makan di tempat asalkan dilakukan di luar ruang, sedangkan layanan di dalam ruang masih dilarang. Akibatnya, produk dijual secara online.
"Yang outdoor bisa beroperasi dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore, setelah itu harus tutup. Sedangkan, pesanan lewat aplikasi, mereka bisa ambil sendiri yang dilayani hanya sampai jam 6 sore," kata Omar dalam diskusi virtual Semangat Baru yang digelar Tokopedia, Senin (17/8/2020).
Ia mengatakan setelah menjadi korban kerusuhan, warga setempat bersikap jauh lebih ramah kepada Dua Coffee. "Mungkin karena kita jadi korban terdampak ya," sahutnya.
Di sisi lain, pandemi memunculkan peluang untuk melebarkan bisnis. Ia mengatakan pihaknya kini memasok produk kopi yang siap minum ke sejumlah supermarket lokal, terutama yang berada di pinggiran Washington.
"Dengan begitu, kita dekatin ke customer," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Buka Lini Baru
Beralih ke operasional di dalam negeri, pandemi juga menciptakan peluang bisnis baru bagi Dua Coffee. Lantaran tak bisa menurunkan harga, Dua Coffee memutuskan membuka lini baru yang disebut Kedua by Dua Coffee. Lini baru tersebut demi mengakomodasi permintaan konsumen yang daya belinya lebih rendah.
"Untuk positioning di bawah Rp20 ribu. Enggak semua jadi satu platform di Dua Coffee," kata dia.
Selain lini bisnis bertambah, pandemi juga membuka matanya tentang jualan online. Ia mengatakan bisnis tak bisa hanya dijalankan dengan membuka kedai, tetapi juga harus berdampingan dengan online. Hal itu penting agar bisa menjangkau area lebih luas lagi.
"Kita kolaborasi dengan kategori-kategori lain. Ekspansi jauh lebih dalam. Bahkan berdasarkan permintaan konsumen juga, akhirnya kita punya dropshipper. Mereka awalnya minta jadi agen Dua Coffee," terang Omar.
Tawaran itu pun ditindaklanjuti dengan pengecekan latar belakang calon agen. Setelah disetujui, ternyata permintaannya menjanjikan. Sekali pengiriman bisa sampai seratus botol kopi.
"Di masa pandemi ini, industri rumahan makin bermunculan. Jadi jauh lebih tech-savvy. Kita mau enggak mau harus ngikutin cara mainnya mereka. Bagi saya, teknologi adalah suplemen untuk jangkau area lebih luas lagi," imbuh dia.
Advertisement