Liputan6.com, Jakarta - Muhammad Asri Maulana, Paskibraka wakil Kalimantan Selatan, tak terlalu banyak berharap saat pelatih dari Garnisun Tetap I/Jakarta menghubunginya di pertengahan Juli 2020.
Asri, yang dipercaya menjadi Paskibraka Penggerek Bendera, tahu bahwa yang bertugas sebagai petugas upacara HUT ke-75 RI adalah 'cabutan' dari Paskibraka Nasional 2019.
Namun, dia tak terlalu banyak berharap karena kabar itu datang secara tiba-tiba dan banyak temannya yang mungkin saja bernasib lebih bagus dari pada dia.
Dewi Fortuna masih berpihak kepadanya. Pada Jumat, 24 Juli 2020, Asri mendapat kabar bahagia bahwa dia dinyatakan lolos sebagai Paskibraka 2020.
Kabar bahagia itu juga membuat ayah dan ibunya, Akhmad Sya'bani dan Sri Hartati terkejut. Sebab, yang mereka tahu, menjadi Paskibraka adalah pengalaman sekali seumur hidup.
Baca Juga
Advertisement
Akan tetapi, begitu melihat surat dari Kemenpora, barulah mereka sadar bahwa kesempatan emas tersebut benar-benar datang menghampiri putra kesayangannya.
Simak Video Berikut Ini
Kado Pernikahan Terindah dari Paskibraka Asri Maulana untuk Ayah dan Ibunya
Bagi Akhmad Sya'bani, terpilihnya Asri sebagai Paskibraka 2020 merupakan kado pernikahan terindah dan terspesial yang dia dan istri dapat selama dua tahun berturut-turut.
Kepada Diary Paskibraka Liputan6.com, Akhmad mengatakan, dia sengaja memilih menikah di tanggal 17 Agustus 2001 agar gampang untuk dikenang.
Baca juga: Momen-Momen Orangtua Melepas Kepergian Paskibraka Asri Demi Tugas Negara
"Kami menikah tepat di hari Jumat, 17 Agustus 2001 pukul 10.00 WITA. Tepat saat serine detik-detik HUT RI di daerah kami," katanya.
"Dulu waktu memilih tanggal menikah, penginnya yang mudah diingat dan serasa selalu diperingati secara meriah. Padahal yang dirayakan itu adalah HUT RI-nya," Akhmad menambahkan.
Advertisement
Asri Diseleksi Pelatih Paskibraka Melalui Telepon
Siang hari di penghujung bulan Juli 2020, ponsel pintar Paskibraka Muhammad Asri Maulana berbunyi. Bukan dari pujaan hati, tapi dari seseorang yang tak pernah dia bayangkan sama sekali.
"Ternyata dari Kak Amar," kata Asri saat berbincang dengan Diary Paskibraka Liputan6.com beberapa hari sebelum berangkat ke Jakarta.
Telepon itu dari bekas pelatih Paskibraka 2019. Sosok yang turun tangan menilai performa seluruh anggota pasukan pengibar bendera pusaka tingkat nasional, sewaktu pendidikan dan pelatihan selama dua pekan di PP-PON Cibubur, Jakarta Timur.
Semula, sosok yang dia panggil dengan sebutan 'kak Amar' sekadar menanyakan kabar dan kegiatan sehari-hari setelah Asri menyandang status Purna Paskibraka Indonesia (PPI). Juga menanyakan perihal kasus COVID-19 di tempat tinggalnya.
Setelah itu berlanjut menjadi telepon video (video call). Kak Amar atau Letkol Amar, Koordinator Pelatih Paskibraka 2019, meminta Asri untuk melakukan gerakan baris-berbaris.
"Aku dites PBB (peraturan baris-berbaris). Apakah masih ingat atau sudah lupa," kata Asri.
"Sama disuruh kirim foto terbaru full body," Asri melanjutkan. Percakapan antara Asri dan Letkol Amar tidak terlalu lama. Tidak sampai 60 menit.
Asri tahu bahwa petugas upacara tahun ini berasal dari Paskibraka 2019. Namun, Asri tak mau senang dulu karena menurut dia, bukan hanya dia yang dihubungi sama pelatih.
Terpilih Sebagai Paskibraka 2020 Bersama Sahabat Karibnya
Selang beberapa hari, Asri mendapat kabar, dia terpilih kembali sebagai Paskibraka 2020.
"Bahagia campur sedih pas tahu terpilih lagi. Bahagia karena bisa tugas lagi, sedihnya karena tidak bisa kumpul sama teman-teman satu angkatan," katanya.
Sayangnya, Asri tidak boleh dulu memberitahu kabar bahagia ini ke teman-teman yang lain sampai waktunya tepat.
Bahkan, Paskibraka Asri tidak tahu kalau dua orang sahabatnya, yang juga satu tim saat Diklat Paskibraka 2020, bernasib sama dengannya.
Begitu tahu, Asri dilanda rasa senang yang teramat besar. "Bersyukur banget bisa bareng lagi sama Sudrajat (Paskibraka wakil Bengkulu) dan Sanggra (Paskibraka wakil Bali)," kata dia.
Advertisement