Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2020 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pandemi COVID-19 yang masih terjadi. Sejumlah anjuran untuk mematuhi protokol kesehatan membuat perayaan Hari Kemerdekaan dilakukan sederhana.
Meski demikian, pesan dan harapan pada Hari Kemerdekaan Indonesia diungkapkan untuk memberikan semangat, mengingatkan disiplin terutama mematuhi protokol kesehatan saat pandemi.
Salah satunya pesan yang disampaikan Seniman Meimura. Ayah dari tiga anak yang memerankan Rusmini, tokoh ludruk saat sosialisasi protokol kesehatan di pasar tradisional menilai, kalau masyarakat saat ini harus bersikap seperti hadapi perang. Ia menuturkan, perlu ada optimistis untuk menang hadapi COVID-19.
"Kalau tidak berdampak 10-15 tahun mendatang,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Selasa (18/8/2020).
Baca Juga
Advertisement
Ia menuturkan, saat ini akibat COVID-19 tidak hanya mengancam sektor kesehatan tetapi juga ekonomi. Oleh karena itu, dibutuhkan semangat harus menang sehingga bertahan. Apalagi, menurut Meimura, Surabaya memiliki pengalaman berjuang dalam peristiwa 10 November 1945, dan semangat saat peristiwa itu diharapkan kembali dibangkitkan.
“Surabaya punya pengalaman (peristiwa 10 November 1945-red), pemuda Indonesia bisa bersama-sama hadapi. Itu dibangkitkan kembali untuk spirit harus menang,” kata dia.
Selain itu, ia juga mengharapkan warga Surabaya dapat patuh memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan dengan air mengalir, dan jaga imunitas tubuh untuk hadapi pandemi COVID-19.
Sementara itu, Founder Kampoeng Dolanan Mustofa Sam mengharapkan anak-anak bisa bermain secara merdeka walau dengan keterbatasan di tengah pandemi COVID-19.
“Pendampingan dari orangtua kepada anaknya juga dibutuhkan untuk memerdekan hak anak dalam bermain,” kata dia.
Ia menuturkan, untuk bermain sebenarnya bebas. Namun, setiap individu juga perlu mengenali virus Sars-CoV-2 sehingga seseorang dapat bermain tak terbatas dalam kondisi yang terbatas.
update
Pengamat pendidikan Isa Anshori menuturkan, fondasi pendidikan penting bagi keberlangsungan suatu bangsa. Oleh karena itu, ia mengharapkan pendidikan juga mendapatkan perhatian dalam penanganan COVID-19.
"Mengingat saat bom menghancurkan Nagasaki dan Hiroshima, Kaisar Jepang menanyakan bukan berapa banyak tentara tersisa, tetapi berapa jumlah guru yang ada?. Pendidikan fondasi penting, keberlangsungan suatu bangsa,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, daya tahan untuk melanjutkan pendidikan juga sangat penting. Mengingat Indonesia memiliki bonus demografi 90 juta sehingga harus ada keseriusan perbaikan tak hanya ekonomi, kesehatan tetapi juga pendidikan.
Isa menilai, perlu ada perbaikan cetak biru pendidikan terutama saat hadapi darurat pandemi COVID-19. "Kurikulum didesain semua anak dan keadaan. Kunci pendidikan harus melayani kebutuhan ana,” ujar dia.
"Rumah dan lingkungan juga menjadi partner pendidikan harus dimaksimalkan sebagai potensi, jadi partner bagi anak-anak,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pesan Risma
Saat upacara 17 Agustus, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (rISMA) mendorong masyarakat agar terus maju dan tidak boleh mundur apalagi menyerah.
Menurut dia, kondisi pandemi tidak mungkin selamanya seperti ini, ada saatnya turun maupun naik. Sebab, Tuhan menurunkan musibah, mungkin untuk menguji manusia apakah bisa dan kuat dalam menghadapinya.
"Ayo kita kuat. Kita pasti bisa melewati semua, dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Saya juga mengajak Warga Surabaya untuk membuat karakter baru, yaitu Warga Surabaya Wani Disiplin, Wani Kerja Keras, dan Teguh Menjaga Kebersamaan," papar dia, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mendorong masyarakat, agar menjalankan proses bekerja dan bisnisnya sesuai protokol kesehatan yang ketat.
Setiap pemimpin atau kepala unit harus bertanggung jawab terhadap wilayah masing–masing untuk berkarya dengan cara disiplin, konsisten dan tidak boleh lengah.
"Tolong para pemimpin atau Kepala Unit Kerja di mana pun, harus turun. Untuk melihat apakah protokol sudah betul, supaya kita tidak kecolongan, jika tidak, akibatnya seperti bumerang dan itu jauh lebih berat lagi,” pesan dia.
Namun demikian, pihaknya juga mengajak masyarakat agar terus meningkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi, termasuk vitamin dan ramuan rempah atau empon–empon serta berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi. Ini dilakukan agar imunitas tubuh meningkat sehingga diharapkan tidak mudah tertular virus.
"Marilah kita konsisten melaksanakan protokol kesehatan, memang membatasi kemerdekaan namun inilah cara yang harus diikuti untuk mencapai hidup lebih baik dan penyakit bisa dikendalikan serta kemerdekaan berekspresi seperti sedia kala," kata dia.
Kepada para pemuda, Risma juga berpesan agar mereka siap menerima tongkat estafet dan melanjutkan perjuangan bersama untuk menuntaskan kemiskinan dan kebodohan dalam suatu kerangka mewujudkan Surabaya yang lebih baik.
Dia menuturkan, Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara telah teruji sebagai pemersatu bangsa sekaligus mengangkat bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa–bangsa lain di dunia.
“Para Pemuda harus siap menerima tongkat estafet dan melanjutkan perjuangan bersama untuk menuntaskan kemiskinan dan kebodohan dalam suatu kerangka mewujudkan Surabaya yang lebih baik,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyatakan, pihaknya sudah merencanakan untuk kembali membuka sekolah namun dengan persiapan yang matang serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.
Bahkan, untuk mendukung itu, simulasi telah dilakukan berulang kali dan hanya sekolah yang sudah siap (prasarana, sarana, guru, dan tenaga non pendidikannya) serta sudah direkomendasi oleh para ahlinya, yang akan dibuka dulu.
"Kita ingin anak-anak selamat dari Pandemi Covid–19, namun sekaligus mempunyai kualitas yang makin baik secara ketrampilan, pengetahuan, serta sikap mental yang tidak kenal putus asa dan disiplin. Karena keberhasilan dan kesuksesan adalah hak, siapa pun mereka dan dari mana asal dan orang tua mereka,” tegas dia.
Pada momen itu, wali kota yang menjabat Presiden UCLG Aspac ini juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras secara bersama dalam mentransformasi Surabaya menjadi lebih baik. Terutama, kepada warga Surabaya, akademisi, dunia usaha, media, TNI dan Polri, serta Aparatur Sipil Negara.
“Kita sudah pernah mengalami cobaan, kejadian bom dua tahun lalu. Kalau sekarang ada cobaan lagi, ayo kita tersenyum. Kemudian kita bangkit lagi, kita semangat lagi untuk kita bisa berjaya kembali,” tuturnya.
Di akhir sambutannya, Wali Kota Risma kembali mendorong masyarakat agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Mulai social distancing, pakai masker, dan rajin cuci tangan menggunakan sabun.
Ia yakin dan optimistis Surabaya memiliki potensi pemulihan ekonomi yang lebih cepat, karena memiliki letak posisi yang sangat strategis dan berbagai infrastruktur yang mendukung.
“Perbaikan kondisi perekonomian kita harapkan bisa berkesinambungan, sehingga pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya 2020 diproyeksikan masih tetap positif serta diproyeksikan mencapai bisa angka 6,78 persen hingga 9,51 persen di tahun depan. Semoga kita menjadi pemenang setelah era Pandemi Covid-19,” pungkasnya.
Advertisement
Perkembangan COVID-19 di Jawa Timur hingga 17 Agustus 2020
Sebelumnya, pasien positif COVID-19 di Jawa Timur bertambah signifikan pada 17 Agustus 2020.Ada tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 336 orang.
Total kasus kumulatif COVID-19 di Jawa Timur menembus angka 28.239 orang. Tambahan pasien baru COVID-19 terbanyak terjadi di Surabaya yang mencapai 112 orang. Disusul Kabupaten Sidoarjo sebanyak 88 orang dan Kabupaten Gresik 26 orang.
Sementara itu, pasien dinyatakan sembuh dari COVID-19 juga naik signifikan. Tercatat tambahan pasien sembuh sebanyak 416 orang. Total pasien sembuh dari COVID-19 mencapai 21.255 orang.
Tambahan pasien sembuh dari COVID-19 sebanyak 212 orang di Surabaya. Kemudian Kabupaten Sidoarjo sekitar 80 orang, dan Kabupaten Gresik sebanyak 26 orang.
Di satu sisi, tambahan pasien meninggal karena COVID-19 bertambah 14 orang di Jawa Timur. Total pasien meninggal karena COVID-19 mencapai 2.037 orang. Pasien meninggal bertambah empat orang di Surabaya sehingga total 858 orang.
Sementara itu, pasien dirawat sebanyak 4.947 orang dan kasus suspek sebanyak 11.160 orang.