S&P 500 Menguat Didorong Sektor Konsumsi

S&P 500 naik 0,3 persen dan ditutup pada 3.381,99. Nasdaq Composite naik 1 persen menjadi 11.129,73.

oleh Athika Rahma diperbarui 18 Agu 2020, 06:10 WIB
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - S&P 500berhasil menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penguatan ini terjadi di tengah kekhawatiran atas penanganan virus Corona di Amerika Serikat (AS).

mengutip CNBC, Selasa (18/7/2020), indeks harga S&P 500 naik 0,3 persen dan ditutup pada 3.381,99. Indeks Nasdaq Composite naik 1 persen menjadi 11.129,73, mencapai level tertinggi sepanjang masa. Sedangkan Dow Jones Industrial Average justru melemah dengan jatuh 85 poin atau sekitar 0,3 persen dan ditutup di level 27.844,91.

Saham Alphabet dan Microsoft keduanya naik setidaknya 0,7 persen dan menjadi pemimpin kenaikan indeks Nasdaq. Amazon juga naik 1,1 persen setelah Reuters melaporkan bahwa raksasa e-commerce itu berencana membeli saham perusahaan cloud Rackspace Technology.

CNBC mengkonfirmasi laporan tersebut melalui sebuah sumber. Saham Rackspace naik lebih dari 10 persen.

Sektor barang konsumsi menjadi sektor dengan kinerja terbaik di S&P 500, naik 1,2 persen. Sektor tambang di S&P 500 naik 0,4 persen yang didorong oleh saham Newmont dan Freeport-McMoRan yang masing-masing naik 2 persen.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:


Overbought

Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Di luar kenaikan pada perdagangan Senin, sebenarnya S&P 500 gagal ditutup di atas rekor penutupan tertinggi 19 Februari di 3.386,15. Indeks sempat diperdagangkan di atas level itu pada hari sebelumnya.

“S&P 500 overbought menjadi resistensi utama,” jelas kepala analisis teknikal Oppenheimer, Ari Wald.

Tetapi jika pasar berkonsolidasi maka ia melihat indeks S&P 500 akan mampu membukukan rekor terbaru lagi.

Wall Street juga masih bergulat dengan kekhawatiran atas negosiasi stimulus virus Corona yang terhenti dan ketegangan AS-China yang membara.

Baik Demokrat dan Republik telah mengindikasikan bahwa mereka berada di jalan buntu atas paket stimulus baru. Demokrat telah mengusulkan untuk mengirim lebih dari USD 900 miliar ke negara bagian dan kota.

Tawaran balasan dari Republik tidak termasuk bantuan tambahan untuk negara bagian dan pemerintah lokal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya