Liputan6.com, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprakirakan puncak musim kemarau di Riau terjadi 31 Oktober 2020. Sejumlah lokasi rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sehingga berpotensi membawa Bumi Lancang Kuning kembali diterpa bencana kabut asap.
Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi tak ingin apa yang terjadi pertengahan tahun lalu berulang tahun ini. Jenderal bintang dua ini merapatkan barisan bersama Pemerintah Provinsi Riau, TNI, Manggala Agni dan relawan.
Baca Juga
Advertisement
Sinergitas setiap unsur ini dipadukan dengan pemanfaatan teknologi. Di mana saat ini, Riau punya Dashboard Lancang Kuning sebagai deteksi dini titik panas indikasi karhutla, pengecekan serta mobilisasi personel ke titik api.
"Ini merupakan kolaborasi mantap antara sumber daya manusia, sistem dan teknologi sehingga penanganan karhutla lebih terintegrasi," kata Agung di Kabupaten Siak usai menerima penghargaan promoter dari Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Selasa siang, 18 Agustus 2020.
Meski diakui Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Idham Aziz sehingga dijadikan Dashboard Lancang Kuning Nusantara, Agung menyatakan aplikasi besutannya ini terus berbenah.
Agung tak ingin aplikasi ini kering dari inovasi dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Aplikasi ini terus diperbarui sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, walaupun nanti dirinya tak menjabat Kapolda lagi.
"Kalau tidak berinovasi akan mati dengan sendirinya seperti aplikasi lainnya," kata Agung.
Selain teknologi, Agung selalu minta pendapat kepada ahli, datuk atau pemangku adat serta masyarakat. Semua pihak diajak berdiskusi untuk melihat api karhutla seperti apa dan seperti apa solusi yang dibutuhkan.
"Semoga tahun ini bisa menuntaskan karhutla, setiap hari bisa melihatmu langit biru," kata Agung.
Di Siak, Agung juga mengasah kemampuan personel Satgas Karhutla Riau serta relawan dari mahasiswa dan organisasi masyarakat menangani kebakaran lahan. Ada simulasi pencegahan, penanganan api dan penegakan hukum.
Juga dihadirkan simulasi penanganan kebakaran lahan melalui udara. Untuk menambah kekompakan Satgas semua kabupaten di Riau, juga diadakan lomba yel-yel penyemangat sebelum bertugas.
"Terimakasih kepada Gubernur Riau, Lanud, Lanal, Koren dan masyarakat yang berkontribusi memadamkan karhutla," kata Agung.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Penghargaan dari Lemkapi
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar menyebut sudah menyediakan aplikasi ini di ruang kerjanya untuk memantau kebakaran lahan di Riau. Diapun mengakui Dashboard Lancang Kuning dalam membaca titik api tiap harinya.
"Tahun lalu itu ada 5.036 hektare terbakar, tahun ini dalam bulan yang sama kebakaran lahan 1437 hektare," ucap Syamsuar.
Syamsuar menyatakan, Pemerintah Riau lebih cepat menetapkan status siaga Karhutla dibanding tahun lalu. Tujuannya agar bupati dan wali kota lebih cepat mengkonsolidasikan personel Satgas Karhutla di daerah.
Selain TNI dan Polri, Syamsuar juga mengakomodir keterlibatan perguruan tinggi tahun ini. Setiap mahasiswa melaksanakan penyuluhan karhutla saat kuliah kerja nyata.
Direktur Eksekutif Lemkapi Dr Edi Saputra Hasibuan mengatakan, reward promoter untuk Polda Riau berdasarkan kajian yang telah lama dilakukannya. Reward ini selalu diberikan kepada Polda terbaik di Indonesia.
"Termasuk Karhutla dengan Dashboard Lancang Kuning, ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Riau," kata Edi.
Edi mengatakan, Polda Riau bersama Satgas Karhutla begitu semangat dalam melayani dan membantu masyarakat. Dukungan dari semua pihak juga mengalir terhadap Dashboard tersebut.
"Polda Riau merupakan yang terbaik dalam penanganan karhutla," katanya.
Advertisement