Australia-Produsen Obat Inggris Teken Kesepakatan soal Vaksin Corona COVID-19

Australia telah menandatangani kesepakatan dengan produsen obat Inggris AstraZeneca untuk memproduksi dan mendistribusikan cukup dosis vaksin Virus Corona COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Agu 2020, 11:01 WIB
Petugas kepolisian dan tentara berpatroli di jalur lari yang populer di Melbourne, Selasa (4/8/2020). Negara bagian Victoria di Australia, khususnya ibu kota Melbourne mengumumkan status darurat bencana COVID-19 pada Minggu (2/8) waktu setempat. (William WEST / AFP)

Liputan6.com, Victoria - Wabah baru infeksi di zona terdampak Corona COVID-19 Australia di Victoria Australia tampaknya telah mereda pada Rabu, 19 Agustus 2020. Negara itu dilaporkan menandatangani kesepakatan untuk mengamankan potensi vaksin COVID-19, yang akan diluncurkan secara gratis ke negaranya.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (19/8/2020), Australia telah menandatangani kesepakatan dengan produsen obat Inggris AstraZeneca untuk memproduksi dan mendistribusikan cukup dosis vaksin Virus Corona COVID-19 potensial untuk populasi 25 juta, ujar Perdana Menteri Scott Morrison.

"Semua warga Australia akan diberikan dosis vaksin, tetapi panel medis akan menentukan daftar prioritas penerima vaksin," kata Menteri Kesehatan Greg Hunt.

"Biasanya Anda akan berfokus pada mereka yang paling rentan, orangtua, petugas kesehatan, orang dengan disabilitas, tapi saya pikir akan ada penyerapan yang meluas di Australia," kata Hunt kepada Sky News.

AstraZeneca bulan lalu mengatakan, data yang baik sejauh ini mengenai vaksin COVID-19, sudah dalam uji coba skala besar pada manusia.

Dan secara luas dilihat sebagai vaksin terdepan dalam 'perlombaan' untuk dapat disuntikan pada manusia guna melawan Virus Corona baru.

Vaksin yang disebut AZD1222, dikembangkan oleh Universitas Oxford Inggris dan dilisensikan kepada AstraZeneca.

 

Simak video pilihan berikut:


Pemberlakuan Jam Malam

Seorang perempuan berjalan di taman selama lockdown akibat penyebaran virus corona yang terus berlanjut di Melbourne, Kamis (6/8/2020). Negara bagian Victoria, hotspot COVID-19 di Australia, melakukan lockdown dan menutup bisnis ritel untuk mencegah penyebaran virus corona. (AP Photo/Andy Brownbill)

Meningkatnya infeksi di negara bagian Victoria terpadat kedua di Australia memaksa pihak berwenang dua minggu lalu untuk memberlakukan jam malam.

Memperketat pembatasan pada pergerakan orang dan memerintahkan sebagian besar ekonomi negara bagian itu ditutup.

Negara bagian yang terletak di kawasan tenggara itu telah mengalami perlambatan dalam kasus baru dalam beberapa hari terakhir, menghilangkan kekhawatiran gelombang kedua infeksi nasional.

Victoria melaporkan 216 kasus harian baru dalam 24 jam terakhir, dibandingkan dengan 222 kasus sehari sebelumnya. Ini melaporkan 12 kematian dibandingkan dengan 17 pada hari Selasa kemarin.

Meskipun mengalami lonjakan infeksi baru dalam sebulan terakhir, Australia sebagian besar telah menghindari tingginya korban di negara lain dengan hanya di bawah 24.000 infeksi dan 450 kematian akibat virus.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya