Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial foto seseorang yang diklaim Duta Besar (Dubes) China Tang Songgen sedang menginjak punggung orang setelah turun di pesawat. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak awal pekan ini.
Salah satu yang membagikannya adalah akun Michael Field di Twitter. Dia mengunggahnya pada 16 Agustus 2020 lalu dengan narasi sebagai berikut:
Advertisement
"Striking picture from Kiribati showing new Chinese Ambassador Tang Songgen welcomed off a plane. Children lying face down on the ground & ambassador is walking across them. Kiribati national anthem is Teirake Kaini Kiribati" - Stand up, Kiribati"
"Gambar mencolok dari Kiribati yang menampilkan Duta Besar China yang baru, Tang Songgen, disambut turun dari pesawat. Anak-anak berbaring telungkup di tanah & duta besar berjalan melintasi mereka. Lagu kebangsaan Kiribati adalah Teirake Kaini Kiribati" - Stand up, Kiribati"
Hingga saat ini cuitan tersebut telah mendapat 519 retweets dan komentar serta 463 likes.
Lalu benarkah Dubes China untuk Kiribati disambut dengan cara berbeda?
Penelusuran Fakta:
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kebenaran dengan mengetik kata kunci "kiribati chinese ambassador carpet" di mesin pencarian Google.
Hasilnya ada artikel dari Guardian dengan judul "Photo of Chinese ambassador to Kiribati walking across backs of locals ‘misinterpreted’" yang tayang 18 Agustus 2020.
Guardian menjelaskan foto tersebut memang benar foto Dubes China untuk Kiribati, Tang Songgen saat berkunjung ke Pulau Marakei, Kiribati awal bulan lalu. Ia terlihat digandeng dua orang wanita dengan pakaian adat sedang berjalan di atas punggung remaja pria yang sedang berbaring.
Dalam artikel tersebut Guardian meminta penjelasan dari warga Kiribati bernama Adlih Ztuhcs. Adlih menyebut foto tersebut telah disalahartikan berbeda oleh banyak pihak.
"Itu adalah cara dari negara kami menyambut tamu. Jika ada orang asing menikah maka sang pria juga akan berbaring sebagai bagian dari upacara sambutan," ujar Adlih.
"Sementara untuk sang wanita, jika menikah dengan pria asing maka dia akan digendong di pundak sang pria sampai tempat tujuan. Bentuk sambutan yang sama berlaku untuk semua orang, termasuk saat kedatangan pertama dan juga pernikahan. Mari jangan manipulasi fakta agar sesuai dengan cerita yang kita inginkan."
Selain itu Guardian juga meminta penjelasan dari Dr Katerina Teaiwa, profesor madya di Australian National University’s College of Asia and the Pacific.
"Orang Marakei (Kepulauan Kiribati yang jadi lokasi foto) bebas menyambut pejabat dengan cara apapun yang mereka suka. Di sana adat istiadat dari leluhur memang selalu dijaga," ujar Katerina.
"Saya pikir orang-orang Pasifik bisa memilih sendiri mana adat-istiadat yang perlu dijaga dan disesuaikan dengan zaman seperti kekerasan, diskriminasi dan lain-lain. Saya sendiri selalu terkesan bagaimana penduduk Kiribati terus menghormati roh dari leluhur."
Dalam akun Twitternya, Katerina juga menjelaskan tradisi injak punggung orang tersebut.
"Tradisi ini biasanya dilakukan saat upacara pernikahan tetapi tidak di semua pulau. Biasanya yang berjalan adalah mempelai pria dan wanita. Semua orang tak perlu histeria melihat hal ini. Justru mereka harus menghormati keberagaman di Pasifik, bahwa penduduk di pulau harus menentukan sendiri budayanya."
Dubes China, Tang Songgen juga telah menjelaskan kunjungannya ke Tabiteuea North, Tabiteuea South, dan Marakei awal bulan ini disambut sangat positif.
"Tim kedutaan disambut dengan hangat dan diterima di pulau-pulau tersebut oleh para sesepuh, dewan pulau serta masyarakat setempat. Kami disambut dengan sopan santun tradisional, diundang ke upacara maneaba [rumah pertemuan] setempat, di mana seluruh tim dibuat tersanjung oleh budaya dan keramahan yang unik." bunyi pernyataan Tang masih dilansir Guardian.
Selain itu ada artikel dari abc.net.au berjudul "Chinese ambassador to Kiribati pictured walking across the backs of people as part of welcoming ceremony" yang tayang 18 Agustus 2020.
Dalam artikel itu ada penjelasan dari Menteri Lingkungan Kiribati, Ruateki Tekaiara.
"Ini merupakan tradisi yang spesial dan unik. Tradisi ini menunjukkan rasa hormat dan cinta yang tinggi untuk tamu yang hadir."
"Dan tradisi ini sudah turun-temurun. Tidak ada yang bisa melawan jika para sesepuh sudah menentukan."
ABC juga meminta pendapat dari warga Kiribati yang sekarang tinggal di Selandia Baru, Rae Bainteiti terkait upacara sambutan tersebut.
"Opini publik dunia melihat ini pasti selalu terkait dengan hubungan politik. Namun jika kita melihatnya dari posisi netral dan dari kacamata kultur maka itu akan membantu apa yang terjadi sebenarnya. Saya pikir itu tanda hormat dan cinta untuk tamu di pulau tersebut."
Advertisement
Kesimpulan
Kesimpulan:
Klaim yang menyebut Dubes China mendapat sambutan berbeda dari Kiribati adalah keliru. Faktanya tradisi injak punggung sudah biasa dilakukan di sana dan untuk semua tamu yang hadir.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement