Liputan6.com, Jakarta - Paris Saint-Germain (PSG) merupakan salah satu klub yang membangun tim khusus untuk menjuarai Liga Champions. Belum genap satu dekade berselang, mereka akhirnya mendapat kesempatan emas mewujudkan misi.
Qatar Sports Investments (QSI) mengusung misi memenangkan Liga Champions ketika membela PSG pada 2011. Mereka ingin menjadikan klub penguasa Eropa.
Advertisement
Terbukti, Transfermarkt mencatat QSI sudah menyetor 1,254 miliar euro atau Rp 22,11 triliun untuk membeli pemain hingga musim panas 2019.
Namun, QSI bukanlah satu-satunya nama yang memiliki ambisi tersebut. Sudah ada berbagai investor dari berbagai penjuru dunia membeli klub dengan tujuan mengangkat Si Telinga Besar.
Ada yang sudah berhasil. Tapi ada pula yang masih harus berjuang.
Siapa saja klub-klub tersebut? Simak kisah perjuangan mereka memenangkan Liga Champions berdasar penelusuran Liputan6.com.
Saksikan Video Liga Champions Berikut Ini
PSG
Menyusul kepemilikan QSI, PSG kerap kecewa karena kerap mengepak kopor lebih cepat di Liga Champions. Kini mereka hanya perlu memenangkan satu pertandingan demi mengangkat trofi.
PSG menembus final Liga Champions usai menaklukkan RB Leipzig 3-0 di Estadio da Luz, Selasa (18/8/2020) atau Rabu dini hari WIB. Gol kemenangan datang dari Marquinhos, Angel Di Maria, dan Juan Bernat.
Setelah sebelumnya maksimal mencapai semifinal pada 1994/2995, ini adalah kali pertama mereka lolos ke final Liga Champions. Pasukan Thomas Tuchel selanjutnya menghadapi pemenang Olympique Lyon Bayern Munchen.
Advertisement
Chelsea
Klub pertama yang sengaja dibangun untuk menjuarai Liga Champions dan melakukannya. The Blues bertakhta pada 2011/2012.
Penantian itu lebih lama dari yang diduga ketika Roman Abramovich membeli klub pada 2003. Chelsea sebenarnya bisa lebih cepat berjaya dengan kerap mencapai fase-fase akhir kompetisi.
Mereka bahkan masuk final 2007/2008. Namun gelar yang ditunggu baru datang beberapa tahun berselang.
Manchester City
Anggota Kerajaan Abu Dhabi dari Uni Emirat Arab membeli Manchester City pada 2008. Sayang, investasi besar dengan membeli pemain belum berbuah trofi Liga Champions.
Manuver mendatangkan juara dua kali sebagai pelatih, Pep Guardiola, juga terus gagal. Bersamanya The CItizens selalu terhenti di perempat final dalam tiga musim terakhir.
Advertisement