Dikepung Pemburu Gelar Perdana, Bayern Jadi Harapan Tersisa Kelompok Elite Eropa

Bayern Munchen jadi satu-satunya mantan juara Liga Champions sejak semifinal.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 19 Agu 2020, 14:17 WIB
Pemain Bayern Munchen Thomas Mueller (tengah) mengamati bola saat sesi latihan di Stadion Jose Alvalade, Lisbon, Selasa (18/8/2020). Bayern Munchen akan menghadapi Lyon pada pertandingan semifinal Liga Champions. (Miguel A. Lopes/Pool via AP)

Liputan6.com, Lisbon - Hasil putaran 16 besar Liga Champions 2019/2020 menunjukkan konsekuensi besar. Dengan bagan turnamen sudah ditentukan undian, pemenang Bayern Munchen vs Barcelona akan jadi wakil tersisa kelompok elite para mantan pemenang.

Mereka bakal dikerubuti klub-klub yang memburu gelar perdana di Liga Champions.

Bayern Munchen akhirnya mengemban tanggung jawab tersebut usai menghancurkan Barcelona 8-2.

Pasukan Hansi Flick selanjutnya menghadapi Olympique Lyon di semifinal. Jika berjaya, Thomas Muller dan kawan-kawan selanjutnya meladeni Paris Saint-Germain yang menyingkirkan Atalanta dan teranyar RB Leipzig dalam perjalanan menuju laga puncak

Berkaca pada penampilan Bayern Munchen saat melawan Barcelona, kelompok elite Eropa semestinya bisa tenang. Mereka tidak perlu khawatir berbagi kehormatan pernah memenangkan Liga Champions dengan muka baru.

 

Saksikan Video Bayern di Liga Champions Berikut Ini


Momen Pahit 2012

Bayern Muenchen 'membuat' Chelsea jadi juara baru Liga Champions pada 2012. (AFP PHOTO/PATRIK STOLLARZ)

Masalahnya, Bayern Munchen merupakan klub terakhir yang 'memberikan' gelar kepada juara baru. Momen terjadi pada 2011/2012. Meski final berlangsung di markas sendiri, FC Hollywood harus mengakui keunggulan Chelsea melalui adu penalti.

Cjelsea menjadi raja Eropa teranyar sejak Borussia Dortmund melakukannya musim 1996/1997.

 


Keterpurukan Mantan Juara

Reaksi bintang Juventus Cristiano Ronaldo saat menghadapi Olympique Lyon pada babak 16 besar Liga Champions di Allianz Stadium, Sabtu (8/8/2020) dini hari WIB. (AP Photo / Antonio Calanni)

Perjuangan sendirian Bayern tidak lepas dari keterpurukan para mantan juara lainnya. Inter Milan (juara 1964, 1965, 2010), Ajax Amsterdam (1971, 1972, 1973, 1995), SL Benfica (1961, 1962), dan Red Star Belgrade (1991).

Dortmund (1997), Juventus (1985, 1996), kolektor trofi terbanyak Real Madrid (1956, 1957, 1958, 1959, 1960, 1966, 1998, 2000, 2002, 2014, 2016, 2017, 2018), serta juara bertahan Liverpool (1977, 1978, 1981, 1984, 2005, 2019) kandas di 16 besar.

Sementara Chelsea (2013) dan Barcelona (1992, 2006, 2009, 2011, 2015) disingkirkan Bayern.

 


Hadapi Lyon

Prediksi Olympique Lyonnais Vs Bayern Munich (Trie Yas/Liputan6.com)

Apakah Bayern mampu mempertahankan hegemoni para mantan juara di Liga Champions musim ini? Mereka harus menyisihkan Lyon terlebih dahulu jika mau menjaga kans.

Walau jauh diunggulkan, raksasa Jerman itu tidak boleh meremehkan lawan yang menyingkirkan Juventus dan Manchester City di babak gugur.

"Kami harus bermain 90 menit dengan intensitas yang sama ketika kami melawan Barcelona," ujar Flick seperti dilansir situs resmi UEFA.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya