Studi Ini Kuak Risiko Penularan COVID-19 di Pesawat

Berikut adalah studi yang membahas tentang risiko penularan Virus Corona COVID-19 dalam pesawat yang menunjukkan hasil meyakinkan.

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 19 Agu 2020, 18:02 WIB
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Liputan6.com, Jakarta- Pada Maret 2020, penggunaan masker untuk mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19 belum umum untuk dilakukan. Ketika sekelompok wisatawan Jerman mengikuti penerbangan panjang dalam perjalanan pulang dari Israel.

Namun, hal mengejutkan terjadi saat para peneliti mendapati bahwa hanya dua penumpang di luar kelompok wisatawan tersebut yang terjangkit Virus Corona COVID-19.

Dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (19/8/2020), para pakar virus di rumah sakit universitas di Frankfurt, Jerman dengan cermat menghubungi semua penumpang penerbangan. Pada saat mengikuti penerbangan, mereka diketahui tidak menggunaan masker.

Dari kasus itu, para peniliti memeriksa risiko sebenarnya yang disebabkan oleh hadirnya pelancong yang terjangkit Virus Corona COVID-19.

Pengamatan pada para penumpang penerbangan itu diterbitkan oleh para peniliti, dalam sebuah studi singkat yang diterbitkan 18 Agustus di jurnal kedokteran AS, JAMA Network Open.

Saksikan Video Berikut Ini:


Penelusuran dari Para Peneliti

Gambar tak bertanggal menggunakan mikroskop elektron pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2, diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. Setelah sebelumnya dikenal sebagai 2019-nCoV, virus ini merupakan penyebab dari apa yang disebut penyakit COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Sebanyak 102 penumpang berangkat dari Tel Aviv ke Frankfurt pada 9 Maret lalu, dalam penerbangan selama empat jam 40 menit, termasuk sebuah grup dengan 24 wisatawan.

Menurut informasi yang diberikan kepada pihak berwenang Jerman, grup itu telah melakukan kontak dengan manajer hotel yang terjangkit virus di Israel, dan memutuskan untuk menguji 24 wisatawan itu setibanya di Frankfurt.

Tujuh dari mereka dinyatakan positif Virus Corona COVID-19, kemudian disusul tujuh orang lainnya.

Para peneliti lalu menghubungi 78 penumpang lain dari penerbangan itu dalam kurun waktu empat hingga lima pekan kemudian. Respons pun didapatkan hingga sebanyak 90 persen.

Pertanyaan diajukan oleh peneliti, tentang dengan siapa saja mereka melakukan kontak dan gejala apa yang mereka rasakan, serta menguji beberapa di antaranya.

Dalam penemuan mereka, dua penumpang kemungkinan besar tertular selama penerbangan: dua orang yang duduk di deretan seberangnya dari tujuh kasus sebelumnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya