Menristek Harap Ekonomi Bangsa Tak Hanya Bergantung pada SDA

Menristek Bambang juga menyatakan, pihaknya akan selalu mengapresiasi setiap inisiatif yang dilakukan agar inovasi dapat tercipta. Salah satunya menyangkut kecerdasan artifisial.

oleh Yopi Makdori diperbarui 20 Agu 2020, 10:13 WIB
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro menghadiri Nomura Investment Forum Asia (NIFA) 2017 yang berlangsung di Singapura, 6-9 Juni 2017. (Dok Bappenas)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) atau Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Indonesia harus mampu menciptakan nilai tambah atau value added dari sumber daya alam (SDA) yang dimiliki. 

"Ekonomi kita tidak boleh hanya bergantung kepada ekstraksi sumber daya alam, baik itu hasil pertanian maupun hasil tambang. Tetapi dengan sentuhan teknologi dan sentuhan ilmu pengetahuan maka kita harus menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam yang kita miliki tersebut," katanya saat menjadi pembicara dalam webinar yang diinisiasi oleh Asosiasi Big Data & AI (ABDI), Rabu, 19 Agustus 2020. 

Menurutnya, inovasi harus dijadikan sebagai semangat yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Karena baginya negara yang maju hanya bisa diciptakan oleh masyarakat yang inovatif.

Bambang juga menyatakan, pihaknya akan selalu mengapresiasi setiap inisiatif yang dilakukan agar inovasi dapat tercipta. Salah satunya menyangkut kecerdasan artifisial yang diharapkan dapat mewarnai berbagai sektor dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

Mengingat kecerdasan artifisial menjadi salah satu upaya bagi Indonesia agar tidak hanya menjadi pasar melainkan juga mampu menjadi pemain dalam Revolusi Industri 4.0 ini.

"Indonesia tidak boleh hanya menjadi market dari Revolusi Industri ke-4, Indonesia harus bisa menjadi player. Salah satunya player dalam kecerdasan artifisial. Kami mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh berbagai pihak agar kecerdasan artifisial mulai mewarnai kegiatan ekonomi di Indonesia di berbagai sektor," ujar Menristek/Kepala BRIN ini. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kecerdasan Artifisial Harus Bermanfaat

Ia pun berpesan agar tiap temuan mengenai kecerdasan artifisial di Indonesia harus bermanfaat bagi masyarakat, mampu menciptakan efisiensi dalam perekonomian, dan mampu menjadi dasar keunggulan inovasi Indonesia di masa depan.

"Pada akhirnya kita harus memikirkan bahwa kecerdasan artifisial di Indonesia. Pertama, langsung bermanfaat buat masyarakat; kedua, harus bisa menciptakan efisiensi dalam perekonomian; dan ketiga, harus bisa menjadi dasar dari keunggulan inovasi kita di masa depan," pungkasnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya