Liputan6.com, Bonebol - Rentetan banjir bandang yang menerjang beberapa wilayah di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol), Gorontalo, beberapa waktu lalu, menyisakan pilu yang mendalam bagi para korban di Desa Panggulo.
Bukan tanpa sebab, pasalnya desa yang berada di Kecamatan Suwawa Timur, Bone Bolango, ini sudah enam kali diterjang banjir selama 2020. Bukan hanya kehilangan harta benda, bahkan mereka juga harus menerima kehilangan harapan hidup di desanya sendiri.
Di antara reruntuhan rumah yang sudah rata dengan tanah, warga Desa Panggulo kini hanya bisa pasrah, sembari terus menunggu dan berharap ada bantuan dari pemerintah agar mereka direlokasi ke tempat yang lebih layak.
Baca Juga
Advertisement
Fahrin Yakob, seorang warga Desa Panggulo mengatakan, banjir kini menjadi langganan warga desa karena air Sungai Bone kerap meluap saat hujan turun dengan deras.
"Kami hanya bisa pasrah saja, sebab desa ini berada di bantaran sungai," tuturnya.
Fahrin mengaku, semenjak banjir menerjang desanya, belum ada perhatian yang serius dari pemerintah desa. Banyak rumah yang hancur akibat banjir, namun hingga kini tidak ada penanganan serius dari pemerintah desa.
"Pemerintah desa seakan lepas tangan, jadinya kami langsung mengadu ke pemerintah daerah dalam hal ini bupati, harapan kami hanya satu bagaimana desa ini bisa dipindahkan" kata Fahrin.
Sementara Bupati Bone Bolango Hamim Pou saat dikonfirmasi mengakui, Desa Panggulo memang sudah tidak layak untuk menjadi permukiman penduduk.
"Kita akan relokasi desa itu di tempat yang lebih manusiawi dan layak," ungkap Hamim.
Disinggung soal perangkat desa yang tidak peduli terhadap warga korban banjir, Hamim mengaku sudah banyak mengantongi laporan dari masyarakat setempat. Ia akan segera menindak tegas terhadap kepala desa yang tidak bertanggung jawab.
"Kadesnya kita akan beri teguran keras karena banyak laporan dari masyarakat," katanya menambahkan.