Liputan6.com, Jakarta - Situs berita Tempo.co diserang oleh hacker yang mengatasnamakan dirinya sebagai @xdigeeembok, Jumat (21/8/2020) dini hari. Pelaku penyerangan melakukan deface atau mengubah tampilan website.
Latar belakangan tampilan situs berubah menjadi warna hitam, dengan iringan lagu Gugur Bunga selama 15 menit.
Tak hanya itu, hacker juga menuliskan "Stop Hoax, Jangan BOHONGI Rakyat Indonesia, Kembali ke etika jurnalistik yang benar patuhi dewan pers. Jangan berdasarkan ORANG yang BAYAR saja. Deface By @xdigeeembok."
Baca Juga
Advertisement
Pemimpin Redaksi Tempo.co Setri Yasra membenarkan aksi peretasan ini dan menganggap aksi ini salah satu upaya untuk membungkam pekerja jurnalistik (wartawan) yang sedang dilakukan. Ia pun mengecam aksi peretasan ini.
"Kami mengecam aksi penyerangan ini dan siapa pun yang berupaya membungkam pekerja jurnalistik. Aktivitas rutin yang kami lakukan diatur dan dilindungi oleh Undang-Undang atau UU Pers," kata Setri saat dihubungi via telepon di Jakarta, Jumat (21/8/2020).
Kronologi
Ia mengungkapkan, peretasan terjadi sekitar pukul 24.30 WIB dan pelaku beberapa kali melakukan penyerangan.
"Tim dari tempo.co sudah bisa mengambil alih kembali situs ini, dan kemudian tampilan dari situs ini sudah kembali normal sekitar pukul 01.30 WIB," ujar Setri menambahkan.
Ia menyebut si pelaku peretasan hanya melakukan deface dan data-data perusahaan tak ada yang dicuri.
"Data-data kami aman. Kami pun tidak gentar kepada siapa pun dan akan tetap memberikan informasi sesuai fakta di lapangan," ucap Setri memungkaskan.
(Isk/Ysl)
Advertisement
Kembali Diserang
Pada sekitar pukul 02.26, Tempo.co kembali diserang dengan tampilan serupa. 5 menit berselang, tim dari Tempo Media Group sudah bisa mengambil alih kembali situs miliknya dari aksi peretasan dan kini bisa diakses seperti sedia kala.
Akun Twitter @xdigeeembok diketahui memiliki 465 ribu pengikut dan bergabung di Twitter sejak Juli 2009.
@xdigeeembok selama ini menyuarakan dukungannya pada kampanye omnibus law yang sedang dilakukan pemerintah.