Posisi Knalpot Yamaha WR 155R Ada di Kiri, Begini Penjelasannya

Yamaha WR 155R memiliki posisi knalpot yang berbeda dari kompetitornya. Jika yang lain posisinya di kanan, Yamaha malah menempatkannya di kiri.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2020, 17:04 WIB
Knalpot Yamaha WR155R (Otosia.com/ Cornelius Candra)

Liputan6.com, Jakarta - Yamaha WR155R memiliki posisi knalpot yang berbeda dari kompetitornya. Jika yang lain posisinya di kanan, Yamaha malah menempatkannya di kiri. 

Rupanya, knalpot Yamaha WR 155R yang diletakkan di kiri itu bukanlah soal desain belaka, tetapi ada alasan teknis di baliknya. Hal itu dingkap oleh Anton Widiantor, Manager Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

"Knalpot Yamaha WR155R diletakkan di kiri itu ada alasan teknis, yaitu balancing atau keseimbangan. Karena, di depan kanan sudah ada radiator, jadi dipasang di kiri," terang Anton saat berbincang dengan media usai test ride Yamaha WR155R di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor Senin kemarin (17/8).

Selain knalpot di sebelah kiri, Yamaha WR155R juga menjadi satu-satunya motor trail 150 cc di Indonesia yang berpendingin cairan. Ya, kedua rivalnya, Honda CRF150 dan Kawasaki KLX 150 masih mengandalkan pendingin udara.

"Dengan adanya radiator, suhu mesin bisa lebih terjaga. Mesin yang tidak cepat panas tentu membuat petualangan menjadi lebih menyenangkan, baik di medan off-road maupun aspal," tambah Anton.

Secara spesifik, Yamaha WR155R mengandalkan mesin 1-silinder 155 cc VVA liquid-cooled bertenaga 16,5 hp dan torsi 14,3 Nm.

Di Indonesia, motor trail ini hadir dalam 2 pilihan warna, yakni hitam dan biru, serta dijual dengan harga Rp36,9 juta (OTR Jakarta).

Sumber: Otosia.com

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Yamaha Kembangkan Motor Bertenaga Air

Motor konsep terbaru Yamaha. (Ride Apart)

Membuat motor bertenaga listrik sudah bisa, apalagi bermesin konvensional. Tapi kali ini Yamaha coba menyuguhkan sesuatu yang berbeda dengan mengembangkan sepeda motor bertenaga air.

Kali ini ini mereka menghadirkan Yamaha XT500 H2O, namun masih dalam tahap konsep. Kuda besi ramah lingkungan ini diciptakan sebagai alternatif pengganti mesin pembakaran konvensional dan bertenaga baterai.

Konsep ini merupakan imajinasi tentang masa depan sepeda motor enduro. Inspirasinya diambil dari XT500 yang pernah diproduksi antara 1976 sampai 1989. 

Bermodalkan mesin satu silinder twin katup, motor ini sempat terkenal di benua Amerika. Diproduksi hingga 1981 dan di tahun itu digantikan oleh mesin empat katup.

Mereka juga membuat XT berjantung mekanis lebih kecil untuk pasar Eropa, namanya XT125. Di lain sisi, ia juga nenek moyang dari XT650Z Tenere.

Versi asli dari Yamaha XT500 dirancang oleh Shiro Nakamura dan dilengkapi dengan roda depan berukuran 21 inci dan belakang 18 inci. Dulu motor ini dikenal kuat, tidak rewel karena perawatan mesinnya yang mudah, dan tentunya tidak gampang rusak.

Kembali ke XT500 H2O, yang didesain dari seorang desainer asal Austria, Maxime Lefebvre. Dirinya telah menghabiskan banyak waktu untuk melahirkan seri XT yang dibungkus dengan gaya modern.

Ia memulai proyek ini sejak 2016 dan sudah beberapa kali mengganti model konsep. Setelah melalui tiga kali pengulangan dan banyak melakukan pertemuan dengan tim desain Yamaha, Lefebvre memutuskan rancangan terakhirnya yang disebut “inexhaustible” atau tidak ada habisnya.

 


Desain Futuristik

Bodinya sungguh menakjubkan dan diluar dari perkiraan awal. Semua bagian yang terpasang berdimensi kecil. Joknya sama seperti YZ series yang masih ada sampai sekarang. Bentuknya lancip dan tipis.

Bagian depan tidak terlihat ada lampu utama. Hanya ada visor bening yang menempel di tengah. Buntutnya lancip dan diberikan stoplamp mungil serta handle meruncing.

Selain desain yang mencerminkan kendaraan masa depan, Yamaha XT500 H2O juga disematkan mesin berteknologi tinggi. Ini dibuktikan dengan modifikasi bagian jantung pacu yang digerakkan oleh pompa air.

Belum ada penjelasan lebih spesifik tentang bagaimana mesin itu bekerja. Namun ada yang memperkirakan cara kerjanya yaitu dengan mengandalkan semprotan air bertekanan tinggi.

Dari jantung mekanisnya itu ia membangun tekanan dan kemudian menyemburkannya ke komponen utama yang berada di tengah. Untuk melakukan ini, aliran air melewati injektor untuk memastikan tidak ada dorongan yang hilang.

Hasilnya, piranti yang terpasang mirip pompa air itu dapat menggerakan roda belakang tanpa menggunakan rantai atau belt.

Salah satu tujuan menggunakan tenaga air adalah mengurangi kebisingan, serta fakta tentang ramah lingkungan. Konsep tersebut diklaim memiliki emisi yang lebih baik dibandingkan penggunaan bensin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya