Liputan6.com, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) secara resmi menyerahkan pesawat N250 Prototype Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca untuk melengkapi koleksi Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta.
Tragis, pesawat yang teknologinya sempat menghebohkan dunia pada masanya itu akhirnya bernasib sebagai penghuni museum. Penyerahan ini dinilai sebagai bentuk menjaga aset negara karena mempunyai nilai historis yang tinggi, saksi sejarah dan sebagai ajang edukasi bagi generasi yang akan datang.
Advertisement
"Nama Gatotkaca adalah nama yang diberikan oleh Presiden Soeharto untuk prototipe pertama N250. Setelah itu beliau memberi nama tiga prototipe N250 berikutnya yang dibangun dengan kapasitas 70 penumpang yaitu Krincingwesi, Koconegoro dan Putut Guritno," ujar Manager Komunikasi Perusahaan dan Promosi PTDI Adi Prastowo dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Jumat (21/8/2020).
Mengutip pemberitaan Liputan6.com, pesawat ini menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. Pesawat ini adalah gagasan dari Presiden Republik Indonesia Ke-3 B. J. Habibie.
Salah satu alasan Habibie saat itu ingin menggarap N250 ialah lantaran salah satu pesawat saingannya, Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker Aviation di Belanda dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996.
Berkapasitas 50 penumpang, N250 yang dirakit tahun 1992 dan diterbangkan pertama kali pada Agustus 1995 ini sudah terbang selama 900 jam dan akan masuk program sertifikasi FAA (Federal Aviation Administration).
Pesawat itu dapat dikatakan sangat canggih pada masanya karena N250 jadi satu-satunya pesawat turbopop di dunia yang menggunakan teknologi Fly by Wire. N250 bahkan menjadi ancaman bagi industri pesawat terbang dunia lainnya kala itu.
Kehebatan BJ Habibie tersebut membawa Indonesia menjadi sejajar dengan negara-negara besar di Asia dalam hal industri kedirgantaraan seperti Jepang, China dan Korea Selatan yang bisa membuat pesawat sendiri.
Bahkan, pesawat ini menjadi pusat perhatian dunia saat tampil dalam ajang bergengsi Paris Air Show 1997.
Meski mendapat banyak pujian, pesawat N250 Gatotkaca batal untuk dibuat secara massal. Padahal, purwarupa kedua, N250-100 sudah melakukan uji terbang pada 1997.
Di tahun 1998, Indonesia yang saat itu membutuhkan bantuan pendanaan dari International Moenetery Fund (IMF) terpaksa mengubur mimpi memassalkan N250. Disebutkan, salah satu perjanjian IMF, Indonesia diberi bantuan tapi tidak boleh mengembangkan pesawat sendiri.
“Akhirnya 1998 N250 disetop dalam sisi pendanaan dan pengembangannya tidak bisa dilanjutkan karena itu salah satu perjanjian IMF,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Corporate Secretary PTDI, Irlan Budiman beberapa waktu silam.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Nasib Pesawat N250 Gatotkaca Karya BJ Habibie Berakhir di Museum
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan pesawat N250 Prototype Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca untuk melengkapi koleksi Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta.
Penyerahan ini sesuai dengan mandat Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (SKEP) Nomor 284/VIII/2020 tanggal 14 Agustus 2020 tentang Penugasan Penerimaan Hibah Pesawat PA01 N250 milik PTDI untuk ditempatkan di Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla), Yogyakarta.
Menurut Manager Komunikasi Perusahaan dan Promosi Adi Prastowo, PTDI sudah melakukan proses pembongkaran pesawat. Diawali dengan membuka semua panel akses di bagian utama, baik itu engine, propeller, maupun struktur utama pesawat N250 seperti body, wing dan vertical stabilizer.
"Pelaksanaan pembongkaran mengedepankan safety, baik itu personil maupun peralatan yang digunakan. Ini dilakukan agar bagian-bagian struktur pesawat yang dibongkar tidak mengalami kerusakan hingga nanti dipasang kembali di Yogyakarta," ujar Adi dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Kamis, 20 Agustus 2020.
Adi mengatakan pesawat N250 PA01 Gatotkaca dikirimkan ke Yogyakarta melalui jalur darat. Rencanaya sebut Adi, Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta akan melakukan proses penerimaan pada tanggal 25 Agustus 2020 yang akan dihadiri oleh Panglima TNI, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Direktur Utama PTDI beserta jajaran pejabat di lingkungan TNI AU dan PTDI.
Pesawat N250 PA01 Gatotkaca merupakan pesawat pertama hasil dari Grand Strategy tahap tiga yang dicanangkan oleh B.J. Habibie yakni Tahap Pengembangan Teknologi.
Advertisement
Paling Canggih di Masanya
Pesawat N250 merupakan pesawat turboprop yang menggunakan teknologi mutakhir, antara lain fly by wire system, full glass cockpit with engine instrument and crew alerting system (EICAS), engine control with full autorithy digital engine control (FADEC), electrical power system with variable speed constant frequency (VSCF) generator yang biasa dipakai dalam pesawat tempur dan saat itu baru diterapkan pada B737-500.
"Tahun 1989, pesawat N250 diperkenalkan di Paris Airshow, Le Bourget, Perancis oleh Bapak B.J. Habibie. Pada 10 November 1994, prototipe N250 Gatotkaca berkapasitas 50 penumpang keluar dari hanggar (roll-out) ditarik 50 karyawan IPTN," jelas Adi.
Adi menuturkan Gatotkaca adalah nama yang diberikan oleh Presiden Soeharto untuk prototipe pertama N250. Setelah itu beliau memberi nama tiga prototipe N250 berikutnya yang dibangun dengan kapasitas 70 penumpang yaitu Krincingwesi, Koconegoro dan Putut Guritno.
Tanggal 10 Agustus 1995, pesawat N250 Gatotkaca dengan registrasi PK-XNG berhasil melakukan penerbangan perdana (first flight) dihadiri oleh Presiden Soeharto, Tien Soeharto, Wakil Presiden Try Sutrisno, dan Tuti Sutrisno. Keberhasilan terbang perdana N250 pada tanggal 10 Agustus 1995 ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) yang diperingati setiap tahunnya.
"Penyerahan N250 PA01 Gatotkaca ke Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla), Yogyakarta sebagai bentuk menjaga aset negara karena mempunyai nilai historis yang tinggi dan merupakan sejarah berdirinya industri dirgantara sehingga masyarakat dapat melihat langsung Pesawat N250 Gatotkaca di Museum, serta menjadi ajang edukasi dan motivasi bagi para penerus bangsa," ungkap Adi.