Liputan6.com, Jakarta - Universitas di Jerman menawarkan "hibah kemalasan" bagi warga yang ingin tidak berbuat apa-apa atau bermalas-malasan. Bukan tanpa sebab, uang itu diberikan untuk mereka yang terlibat dalam sebuah penelitian pameran tentang sustainability.
Kampus tersebut adalah Universitas Seni Rupa yang berada di Hamburg. Mereka akan memilih tiga orang untuk penelitian itu dan mereka akan mendapatkan $ 1900 atau Rp 27,9 juta.
Advertisement
Para perserta dapat memilih apa kemalasan mereka untuk penelitian tersebut.
Menurut Friedrich von Borries, arsitek dan ahli teori desain, yang mendesain penelitian ini mengatakan bahwa bermalas-malasan belum tentu sangat mudah untuk dilakukan.
"Kami ingin fokus pada ketidakaktifan aktif. Jika Anda mengatakan Anda tidak akan pindah selama seminggu, maka itu mengesankan. Jika Anda mengusulkan Anda tidak akan pindah atau berpikir, itu mungkin lebih baik."
Von Borries mengatakan jangka waktu tidak aktif terserah para aplikan.
"Jika Anda mengatakan Anda tidak akan tidur, maka Anda hanya dapat melakukannya untuk beberapa hari," kata Von Borries. "Tetapi jika Anda mengatakan Anda tidak akan berbelanja maka itu adalah sesuatu yang dapat Anda pertahankan lebih lama."
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bukan Lelucon
Pihak universitas mengatakan, uang hibah akan dikeluarkan ketika para perserta yang terpilih menyerahkan laporan pengalaman mereka pada pertengahan Januari. Von Borries mengatakan para peserta yang mengirimkan laporan mereka akan dibayar terlepas dari apakah upaya ketidakaktifan mereka berhasil.
Semua aplikasi yang diajukan akan menjadi bagian dari pameran yang disebut "The School of Inconsequentiality: Towards A Better Life", yang direncanakan pada November. Pameran ini akan mengeksplorasi pertanyaan: "Apa yang dapat saya hindari sehingga hidup saya memiliki konsekuensi negatif yang lebih sedikit pada kehidupan orang lain?"
Von Borries mengatakan idenya adalah untuk mengeksplorasi hubungan antara bagaimana masyarakat mendorong sustainability dan bagaimana masyarakat menghargai kesuksesan materi.
"Program beasiswa ini bukan sebuah lelucon tapi eksperimen dengan niat serius - bagaimana Anda bisa mengubah masyarakat yang terstruktur di sekitar pencapaian dan pencapaian di atas kepalanya?" Kata Von Borries.
Reporter: Yohana Belinda
Advertisement