Air Sungai Yangtze China Capai Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Level air Sungai Yangtze di Kota Chongqing, China telah melampaui rekor tertinggi yang pernah tercatat sejarah.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2020, 17:04 WIB
Foto dari udara yang diabadikan pada 18 Agustus 2020 ini menunjukkan air bah di bagian Chongqing Sungai Yangtze di Kota Chongqing, China barat daya. Kota Chongqing dilanda banjir parah. Status tanggap darurat Level I dikeluarkan pada Selasa (18/8) untuk pengendalian banjir. (Xinhua/Huang Wei)

Liputan6.com, Jakarta - Air Sungai Yangtze di Kota Chongqing mencapai level tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah. Kondisi ini menimbulkan ancaman yang belum pernah terjadi bagi kota metropolitan di China barat daya tersebut.

Pada Kamis 20 Agustus sekitar pukul 08.00 waktu setempat, level air di stasiun hidrologi Cuntan di Chongqing mencapai 191,55 meter, atau 0,14 meter lebih tinggi dari rekor pada 1981, dan terus mengalami kenaikan, seperti dilansir Xinhua, Jumat (21/8/2020).

Chongqing, yang terletak di hulu sungai terpanjang di China itu, menaikkan status tanggap darurat pengendalian banjir ke Level I pada Selasa 18 Agustus, yang merupakan level tertinggi dalam sistem tanggap darurat empat tingkat untuk banjir.

Meski belakangan tidak turun hujan di Chongqing, kota tersebut dilanda banjir pada Senin 17Agustus karena belum lama ini terjadi hujan lebat di Cekungan Sichuan di hulu Sungai Yangtze.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Banjir Gabungan 2 Sungai

Sebuah pasar yang sebagian terendam air bah di bagian Chuqimen Sungai Yangtze di Kota Chongqing, China barat daya (18/8/2020). Kota Chongqing dilanda banjir parah. Status tanggap darurat Level I dikeluarkan pada Selasa (18/8) untuk pengendalian banjir. (Xinhua/Huang Wei)

Chongqing terletak di pertemuan antara Sungai Yangtze dan anak Sungai Jialing. "Banjir ini merupakan hasil gabungan dari banjir kedua Sungai Jialing dan banjir kelima Sungai Yangtze," ujar Wang Shiping dari Biro Manajemen Darurat Chongqing.

Chongqing disebut sebagai "kota pegunungan" karena lanskapnya yang berbukit, dengan 76 persen areanya merupakan pegunungan dan 22 persennya perbukitan. Sementara itu, sistem air di kota tersebut terbilang padat.

"Topografinya yang spesial membuat bencana akibat banjir kerap terjadi di Chongqing," kata Wang.

Destinasi wisata populer seperti Jalan Nanbin, Pelabuhan Chaotianmen dan kota kuno Ciqikou, yang merupakan landmarkChongqing, semuanya terkena dampak parah.

Data statistik terbaru menunjukkan bahwa banjir telah mengimbas lebih dari 260.000 orang di Chongqing, dan merendam lebih dari 20.000 toko.

Hingga Kamis pukul 08.00 waktu setempat, banjir telah menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 2,45 miliar yuan (1 yuan = Rp2.136), menurut pusat pengendalian banjir dan penanggulangan kekeringan di Chongqing.

Lebih dari 250.000 warga Chongqing telah dievakuasi ke tempat-tempat aman. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya