Liputan6.com, New Delhi - Lebih banyak wanita daripada pria di ibu kota India, New Delhi, yang terpapar infeksi Virus Corona COVID-19. Hasil tersebut didapatkan menurut tes antibodi putaran kedua yang diambil dari sampel orang.
Mengutip BBC, Jumat (21/8/2020), survei pemerintah menemukan hampir sepertiga dari lebih dari 15.000 penduduk, yang sampel darahnya diuji, memiliki antibodi COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
Survei pertama pada bulan Juli menemukan bahwa 23,48% orang yang dites memiliki antibodi.
New Delhi sejauh ini mencatat lebih dari 150.000 kasus dengan 4.257 kematian akibat COVID-19.
Survei terbaru, yang dilakukan pada awal Agustus, menemukan 32,2% wanita di ibu kota telah mengembangkan antibodi terhadap virus dibandingkan dengan 28,3% pria.
Namun dari survei tersebut, alasannya masih belum diketahui jelas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Pentingnya Melakukan Tes Serupa
Secara keseluruhan, 29% orang yang diuji ditemukan telah mengembangkan antibodi terhadap Virus Corona COVID-19. Ini berarti hampir enam juta dari 20 juta orang Delhi terinfeksi virus dan telah pulih.
Menteri Kesehatan Delhi Satyendra Jain mengatakan bahwa kota itu masih jauh dari pengembangan kekebalan kawanan terhadap infeksi. Kekebalan kelompok tercapai ketika cukup banyak orang yang kebal terhadap virus untuk menghentikan penyebarannya.
"Sangat bagus bahwa hampir 29% orang telah pulih dan mengembangkan antibodi, yang lebih tinggi dari 23% pada survei pertama, tetapi kekebalan kawanan mencapai antara 40-70%," kata Jain kepada wartawan.
Studi serupa di kota Mumbai dan Pune barat yang terpukul parah juga menemukan lebih dari 40% orang yang dites telah mengembangkan antibodi terhadap virus.
Para ahli mengatakan penelitian semacam itu sangat penting karena membantu pihak berwenang memahami penyebaran virus dengan lebih baik.
Studi tersebut juga memandu mereka menuju distribusi fasilitas pengujian yang lebih baik dan membantu dalam menghasilkan kebijakan penahanan khusus area.
New Delhi telah menjadi salah satu kota terparah di India dan mengalami kekurangan kapasitas rumah sakit dalam dua minggu pertama bulan Juni. Tetapi infrastruktur rumah sakit telah diperbaiki sejak saat itu dan jumlah kasus harian juga telah menurun.
Advertisement