Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mendorong pemerintah membuat terobosan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang belum bankable atau belum mengerti perbankan dalam mendapatkan kredit. Hal ini supaya perekonomian masyarakat dapat bergerak cepat.
Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menuturkan, syarat bankable membuat serapan subsidi program pemulihan ekonomi nasional untuk penanganan pandemi COVID-19 sangat rendah.
Sejak 11 Mei 2020, kata dia, pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 23 Tahun 2020 tentang program pemulihan subsidi untuk penyelamatan ekonomi nasional dengan menggelontorkan subsidi bunga sebesar Rp34,15 triliun yang disalurkan kepada 60,66 juta rekening penerima manfaat.
Baca Juga
Advertisement
Akan tetapi, yang bisa mengakses bantuan subsidi itu hanya UMKM yang sudah bankable, yang jumlahnya hanya sekitar 20 persen dari total UMKM ada.
"Sementara sisanya sebesar 80 persen itu belum bisa mengakses (perbankan). Ini yang harus dipikirkan karena sebenarnya mereka ini kebanyakan UMKM yang memiliki prospek dan kinerja yang bagus," ujar Adik, seperti dikutip dari Antara, Jumat (21/8/2020).
Ia menuturkan, UMKM memiliki karakter lebih tahan terhadap situasi krisis, tetapi mereka juga memiliki kelemahan karena tidak banyak yang telah melek IT sehingga di masa pandemi banyak yang kalang kabut karena tidak siap dengan pembatasan pergerakan fisik konsumen.
"Keberlangsungan kinerja UMKM ini memang harus menjadi prioritas, karena sumbangannya besar kepada ekonomi daerah. Bahkan kontribusi sektor UMKM terhadap kinerja ekonomi Jawa Timur hampir mencapai 90 persen," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kadin: Bisnis UMKM Punya Prospek Bagus
Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, M Rizal menambahkan, pemerintah harus berpikir out of the box agar UMKM bisa diselamatkan karena sesungguhnya bisnis UMKM memiliki prospek yang bagus, visible, kontinyu produksi dan kualitasnya, tetapi belum bankable.
"Program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) untuk UMKM juga tidak sepenuhnya dipahami dan dimanfaatkan oleh UMKM karena kurangnya sosialisasi. Untuk itulah, Kadin Jatim berupaya membantu menyebarluaskan informasi tersebut agar semakin banyak UMKM yang bisa dijangkau," ujar dia.
Kadin Jatim, kata dia, telah menfasilitasi pertemuan nasabah UMKM dengan perbankan Himbara yang telah diberi tanggungjawab untuk melakukan penyaluran Program PEN tersebut, di antaranya dengan BNI dan Mandiri.
"Pertemuan sudah kami gelar dua kali. Pertama dengan BNI dan yang kedua dengan Bank Mandiri. Selanjutnya bisa kita menggandeng bank lainnya seperti BRI untuk lebih mendekatkan diri kepada konsumen, melakukan sosialisasi dan jemput bola agar program ini bisa maksimal dilaksanakan," kata Rizal.
Advertisement