Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Keuangan menerbitkan uang baru bernominal Rp 75.000 untuk memperingati hari kemerdekaan ke-75.
Desain uang baru Rp 75.000 tersebut menjadi perbincangan hangat karena berbagai gambaran mulai dari sang proklamator, baju adat hingga anak-anak dari seluruh penjuru nusantara. Sebenarnya, siapa yang mendesain uang baru edisi spesial ini?
Advertisement
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Marlison Hakim menyatakan, desain uang baru Rp 75.000 ditentukan oleh tim dari BI lalu dikerjakan berbarengan dengan dan Perusahaan Percetakan Uang RI (Peruri).
"Yang menentukan desain oleh Bank Indonesia dengan tema yang ditetapkan sebelumnya, yang mengerjakan desain oleh Tim BI dan Tim Peruri," ujar Marlison kepada Liputan6.com, Jumat (21/8/2020).
Marlison melanjutkan, dalam tahap perencanaannya pihaknya melakukan Focus Group Discussion dan pembahasan awal dengan para sejarawan, budayawan dan departemen terkait.
Kemudian ditetapkan tema dan pemilihan gambar untuk tampak depan dan belakang uang Rp 75.000. Selanjutnya BI melakukan komunikasi dan koordinasi dalam bentuk FGD dengan kementerian terkait, seperti penetapan gambar proklamator bersama Kementerian Sosial, Kemenkeu, Kemensetneg, Kemenkumham sampai dengan penetapan dengan Keputusan Presiden.
"Begitu juga untuk gambar lainnya dilakukan pembahasan dan komunikasi dgn pemerintah daerah, dinas pendidikan dan kebudayaan daerah sampai dengan unit pelaksana teknis budaya dan adat daerah (lembaga adat/budaya daerah) untuk penetapan pakaian adat dan budaya daerah," jelasnya.
Adapun, proses pembuatan desain unik uang baru ini memakan waktu hingga 1,5 tahun.
Secara keseluruhan, desain mata uang Rp 75.000 edisi peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia ini dikaitkan dengan 3 M yakni mensyukuri kemerdekaan, memperteguh kebinekaan dan menyongsong masa depan gemilang.
Bentuk syukur terlukis melalui gambar yang tertera di mata uang Rp 75.000. Yakni peristiwa pengibaran bendera pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Menampilkan foto proklamator Soekarno-Hatta serta gunungan. Di mana gambar tersebut memiliki filosofi sebagai pembuka dan permulaan lembar baru bagi negara kesatuan Republik Indonesia yang baru saja diproklamasikan.
Serta berbagai pencapaian pembangunan selama 75 tahun kemerdekaan Indonesia digambarkan dengan jembatan, MRT, LRT dan tol Trans Jawa.
Sementara gambar di belakang uang Rp 75.000 bemakna memperteguh kebhinekaan dengan anak-anak berpakaian adat mewakili wilayah barat tengah dan timur NKRI.
"Serta motif tenun nusantara diwakilin greensing Bali, batik kalung jawa dan motif songket Sumatera Selatan. Yang gambarkan kebaikan keanggunan dan kesucian," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo saat peluncuran uang baru ini beberapa waktu lalu.
Kemudian halaman belakang uang Rp 75.000 bermakna menyongsong masa depan gemilang pada era digital. Di mana digambarkan dengan satelit merah putih sebagai jembatan komunikasi NKRI.
"Era global dengan peta Indonesia emas, bola dunia gambarkan peran strategis Indonesia dalam kancah global, serta anak anak Indonesia yang digambarkan SDM unggul era Indonesia maju," tandas dia.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Uang Rp 75.000 Edisi Khusus Bisa Jadi Koleksi Masyarakat
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi mengatakan Uang Pecahan Kemerdekaan Rp 75.000 boleh dijadikan benda koleksi oleh masyarakat. Mengingat uang nominal tersebut hanya dicetak terbatas oleh Bank Indonesia yakni sebanyak 75 juta lembar.
"Kalau tidak dibelanjakan atau dimiliki sendiri ya mangga (silakan) kalau mau dikoleksi," kata Rosmaya dalam Taklimat Media, bertajuk 'Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia', Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Selain dicetak terbatas 75 juta lembar, uang edisi kemerdekaan juga hanya dicetak setiap 25 tahun sekali. Meski sebagai uang edisi khusus, namun Uang Pecahan Kemerdekaan Rp 75.000 ini merupakan alat pembayaran yang saha.
"Karena ini dicetak terbatas 75 juta untuk yang memiliki KTP, yang terbit setiap 25 tahun sekali," kata Rosmaya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan secara resmi menerbitkan mata uang baru pecahan sebesar Rp75.000 secara virtual. Peluncuran mata uang ini bertepatan dengan peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pecahan mata uang ini berbentuk kertas dengan nominal Rp75.000. Jumlah yang akan dicetak sebanyak 75 juta lembar. Uang ini resmi menjadi alat pembayaran yang sah.
"Sebagai bentuk wujud syukur kita atas anugerah kemerdekaan dan pencapaian-pencapaian yang telah kita lakukan selama 75 tahun Kemerdekaan Indonesia maka pengeluaran uang rupiah dalam rangka peringatan khusus kemerdekaan Republik Indonesia bertepatan dengan tanggal 17 Agustus tahun 2020," kata Sri Mulyani dalam acara peluncuran, Senin (17/8).
Advertisement
Viral Uang Baru Rp 75.000 ada Unsur Budaya China, Ini Penjelasan BI
Ramai di media sosial yang menyebut ada gambar pakaian adat suku China di Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) Rp 75.000. Menanggapi itu, Bank Indonesia menjelaskan, pakaian adat tersebut berasal dari Suku Tidung yang ada di Kalimantan Utara.
"Yang dari tengah seperti dari Tiongkok itu baju asal Kalimantan Utara, baju adat suku Tidung," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang, Bank Indonesia, Marlison Hakim, dalam Taklimat Media Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia, Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Marlison menjelaskan pemilihan jenis pakaian adat yang ada di uang tersebut tersebut merupakan hasil rekomendasi langsung dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara. Hasil rekomendasi tersebut pun sebelumnya telah didiskusikan oleh Bank Indonesia dengan sejumlah pihak.
Mulai dari budayawan, sejarawan sampai dengan Pemerintah Daerah setempat. Proses desain UPK edisis 75 tahun Kemerdekaan Indonesia ini juga telah dirancang sejak tahun 2018.
"Khusus pemilihan itu (jenis baju adat) kita bicarakan dengan budayawan, sejarawan dan Pemda setempat dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan UPT Suku Tidung dan mereka yang memberikan baju adat Kalimantan Utara tersebut," kata Marlison menjelaskan.
Untuk itu dia menegaskan, pakaian adat suku tidung di uang tersebut asli dari salah satu suku yang ada di Indonesia. Dia menambahkan, masyarakat bisa mencari tahu sendiri kebenarannya dari berbagai informasi yang ada di mesin pencari.
"Jadi bukan dari Tiongkok, ini asli dari Indonesia," kata dia mengakhiri.
Merdeka.com