Cerita Akhir Pekan: Pasang Surut Ikan Hias di Indonesia

Selama masa pandemi ikan hias jadi primadona. Banyak orang yang memelihara ikan hias. Bagaimana perkembangannya saat ini?

oleh Komarudin diperbarui 22 Agu 2020, 08:30 WIB
(Sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Selama masa pandemi banyak orang yang tinggal di rumah untuk menghindari penyebaran virus corona Covid-19. Untuk mengisi aktivitas mereka, tak sedikit orang yang memelihara ikan hias.

"Dengan memelihara ikan hias, mereka bisa menghilangkan rasa jenuh karena banyak waktu yang dihabiskan di rumah. Kalau diumpamakan penduduk Indonesia 100 juta, maka saat pandemi bisa dibilang 70 jutanya memilih memelihara ikan hias," ujar pengusaha ikan hias, Koh Alay, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat malam, 21 Agustus 2020.

Lelaki pemilik nama asli Sony itu sudah sejak 1990 memelihara ikan hias, mulai dari cupang, gapi, dan lainnya. Bagi Koh Alay, memelihara ikan hias itu ibarat demam panggung.

"Satu orang pelihara ikan hias, maka yang lain pun memelihara ikan hias. Ya, seperti demam Piala Dunia. Saat Piala Dunia berlangsung, biasanya banyak orang yang suka bermain bola, bahkan hingga ke pelosok-pelosok, begitu juga halnya dengan ikan hias," tutur Koh Alay.

Di Jakarta, kata Koh Alay, orang ramai membeli ikan hias sejak diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Sejak itu hingga sekarang banyak orang yang memelihara ikan hias.

"Sebelumnya, tak seramai ini penjualan ikan hias, terutama di Pasar Jatinegara yang cukup besar. Mungkin di Jatinegara jadi salah satu pasar ikan cupang terbesar di Indonesia, pembelinya bukan hanya dari Jakarta, tapi juga dari daerah," imbuhnya.

Sebagai pengusaha ikan hias yang cukup lama, suka dan duka jadi makanan sehari- sehari Koh Alay. Duka ia alami saat musim hujan tiba.

"Banyak ikan hias yang mati, karena ikan hias itu tidak kuat dengan kondisi yang terlalu dingin. Suhu air untuk ikan hias itu, terutama cupang antara 29 sampai 30 derajat. Mereka tidak kuat kalau suhu airnya 24 derajat karena akan kedinginan sehingga banyak yang mati. Ya, seperti dalam ruangan ber-AC," kata Koh Alay, yang menyebut sukanya yang ia rasakan saat panen berhasil.

"Seperti saat musim kemarau, biasanya panennya banyak. Ya, seimbanglah, antara suka dan dukanya," kata lelaki yang dapat menyekolahkan anak-anaknya hingga kuliah dari bisnis ikan hias.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mengalami Peningkatan

Keindahan Arwana Jardini, ikan hias dari Papua ini memukau dunia. Tak hanya arwana, ikan Rainbow Boesamani pun tak kalah memukau. Foto : yosmo/infosiana

Sementara itu, anggota Tim Pakar Dewan Ikan Hias Indonesia dan Pendiri Yayasan Ikan Hias Nusantara, Suhana mengatakan, beberapa tahun terakhir perkembangan ikan hias mengalami peningkatan. Hal itu karena kebijakan pemerintah terkait angkutan ikan hiduo dan tarif cargo pesawat ikan hidup sangat berpengaruh pada kinerja ekspor ikan hias Indonesia.

"Membaiknya ekspor ikan hias empat tahun terakhir sejalan dengan terus membaiknya kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha angkutan udara, jasa cargo, dan pelaku usaha ikan hias nasional. Selain itu, semakin baik bagi pelaku ekspor ikan hias Indonesia," kata Suhana, lewat jawaban tertulis kepada Liputan6.com, Jumat, 21 Agustus 2020.

Ia menyebutkan, nilai ekspor ikan hias pada 2019 merupakan yang tertinggi dalam periode 2012-2019. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ikan hias memiliki peluang untuk terus berkembang dengan baik.

Suhana menambahkan, pasang surut kinerja ekspor ikan hias tergantung dengan dukungan kebijakan pemerintah terkait angkutan udara dan tarif cargo.

Oleh sebab itu, untuk terus meningkatkan kinerja perdagangan ikan hias Indonesia diperlukan kerja sama yang baik, antara pemerintah, pelaku usaha angkutan udara, jasa cargo, dan pelaku usaha ikan hias nasional. Selain itu, semakin banyak armada angkutan udara yang langsung menuju negara tujuan, maka kian baik bagi pelaku eksporikan hias Indonesia.

"Kalau dari jenisnya, pada triwulan pertama 2020 yang mengalami peningkatan nilai ekspor adalah jenis Arwana Jardini dan Botia. Kedua jenis ini merupakan ikan hias tawar yang paling banyak diminati oleh para hobbies di negara tujuan ekspor. Pada triwulan 1 2020 nilai ekspor Arwana Jardin naik sekitar 156,51 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. Sementara itu, nilai ekspor Botia pada triwulan pertama 2020 naik sekitar 326,80 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019," tutur Suhana.

Suhana menambahkan, maraknya orang memelihara ikan hias selama pandemi, karena ikan hias bisa dijadikan objek hiburan di setiap rumah dalam masa kebijakan lockdown di negara tujuan ekspor.

"Hal yang sama terjadi di dalam negeri, kebijakan PSBB beberapa waktu belakangan menyebabkan banyak orang tinggal di rumah dan mendorong peningkatan permintaan ikan hias di pasar domestik. Ikan hias menjadi salah satu sarana hiburan di dalam rumah tangga," kata Suhana.

Infografis Gebrakan Denda Tidak Pakai Masker (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya