Ekspektasi Tinggi, MU akan Cari Tahu Apakah Solskjaer Sudah Penuhi Janjinya?

MU akan menghadapi kemacetan jadwal pertandingan di bulan kedua musim baru dan Ole Gunnar Solskjaer tahu sesuatu harus berubah.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 22 Agu 2020, 12:00 WIB
Suasana di luar kandang Manchester United (MU), Old Trafford. (AFP/Oli Scarff)

Liputan6.com, Jakarta Tersingkirnya Manchester United (MU) dari Liga Europa pekan lalu meninggalkan rasa asam di mulut para pendukung Setan Merah. Terlebih, sebelumnya MU seperti menunjukkan kebangkitan yang begitu manis.

Awalnya, manajer MU Ole Gunnar Solskjaer berharap bisa mempersiapkan timnya untuk laga final melawan Inter Milan. Tapi, sekarang minggu ini justru telah dihabiskan untuk memulihkan diri saat para pemainnya bersiap untuk bermain lagi di liga dalam waktu kurang dari lima minggu.

Jadwal Liga Inggris yang telah dirilis Kamis lalu, malah jadi pengingat betapa sedikit waktu yang dimiliki Man Utd untuk mempersiapkan pertandingan pembukaan mereka melawan Crystal Palace. Itu berarti pula sedikit waktu untuk persiapan pramusim.

Mungkin aspek yang paling membuat frustrasi dari keluarnya MU dari Eropa adalah fakta bahwa mereka mendominasi laga semifinal saat melawan Sevilla. Tapi, pada akhirnya dibatalkan oleh kesalahan pertahanan dan level energi yang terkuras - dua hal yang harus mereka selesaikan musim panas lalu.

Absennya Luke Shaw menghambat laju MU di akhir musim. Hingga akhirnya Harry Maguire dan Aaron Wan-Bissaka mengalami malam-malam untuk dilupakan melawan Sevilla.

Simak Video Manchester United Berikut Ini


Kesempatan Terakhir

Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, berselebrasi dengan timnya pada akhir partai pamungkas Liga Inggris menghadapi Leicester City di Stadion King Power, Minggu (26/7/2020). MU lolos ke Liga Champions musim depan setelah mengalahkan Leicester City 2-0. (Carl Recine/Pool via AP)

Dengan musim baru yang tinggal beberapa minggu lagi, penting bagi para pemain United untuk beristirahat sebanyak mungkin. Solskjaer juga sudah tahu dua bulan pertama musim ini akan menjadi kesempatan terakhir bagi tim untuk membuktikan seberapa jauh mereka telah berkembang dalam hal performa mereka.

Di musim keduanya jadi pelatih, Solskjaer telah melihat kebangkitan yang diikuti dengan penurunan tingkat energi yang mengkhawatirkan. Kelelahan musim pertama dapat disalahkan pada pengaturan manajemen sebelumnya, sementara penurunan musim lalu dapat dimengerti mengingat banyaknya jumlah pertandingan yang harus mereka hadapi dengan pasca-lockdown.


Tak Boleh Kalah

Manajer Manchester United (MU) Ole Gunnar Solskjaer. (Liputan6.com/Abdillah)

Sejak dia ditunjuk sebagai caretaker, Solskjaer berulang kali mengatakan MU tidak boleh dikalahkan oleh lawan dan ini terlihat ketika dia berjanji untuk meningkatkan level kebugaran selama pramusim setahun yang lalu.

Charlie Owens ditunjuk sebagai pelatih kebugaran sebelum pramusim. Dan, sumber klub mengungkapkan akan ada penekanan yang lebih besar selama latihan.


Meningkat

Perombakan kebugaran juga membuat Ed Leng ditunjuk sebagai ilmuwan olahraga utama klub yang baru mengikuti rekomendasi dari co-manager dan mentor lama Solskjaer, Warren Joyce.

Leng sendiri menyebut peran itu sebagai 'mencoba membawa para pemain ke level performa berikutnya' dan United dengan senang hati mengungkapkan total jarak lari naik 10 persen dan latihan intensitas tinggi telah meningkat 50 persen.


Jadi Tim Terkuat

Setahun berlalu dan sepertinya tidak akan ada sesi latihan ganda untuk United musim panas ini karena mereka bersiap untuk musim baru Liga Inggris.

MU tahu bahwa untuk menutup celah pada tim-tim di atasnya, mereka tidak hanya harus memperkuat kualitas skuat di bursa transfer, tetapi harus terus berusaha untuk menjadi salah satu tim yang paling kuat di Eropa.

Kembali ke Liga Champions hanya akan menambah tekanan pada skuat yang mulai terlihat kelelahan secara fisik menjelang akhir

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya