Liputan6.com, Jakarta - Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengeluarkan dekrit untuk mengubah museum menjadi masjid pada 21 Agustus 2020. Keputusan untuk mengubah Museum Kariye (Chora) menjadi masjid datang hanya sebulan setelah konversi serupa dari Hagia Sophia yang diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO.
Pengadilan administratif tertinggi Turki menyetujui konversi Kariye menjadi masjid November 2019 lalu, seperti dilansir dari laman Hurriyet Daily News, Sabtu, 22 Agustus 2020. Sejarah bangunan berusia 1.000 tahun itu sangat mirip dengan Hagia Sophia, tetangganya yang lebih besar di tepi barat bersejarah Tanduk Emas di sisi Eropa Istanbul.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya dibangun pada abad ke-4, gereja yang bernama Juru Selamat Suci di Chora dibangun kembali secara komprehensif sekitar 1077-1081 dan sekali lagi setelah runtuh sebagian setelah gempa bumi di awal abad ke-12.
Situs ikonik itu adalah gereja Bizantium abad pertengahan yang dihiasi lukisan dinding Last Judgement abad ke-14 yang tetap berharga di dunia Kristen. Awalnya diubah menjadi Masjid Kariye setengah abad setelah penaklukan Istanbul 1453 oleh Kekaisaran Ottoman.
Bangunan itu menjadi Museum Kariye setelah Perang Dunia II. Sekelompok sejarawan seni Amerika kemudian membantu memulihkan mosaik gereja asli dan membukanya untuk publik pada 1958.
Karena saat ini bangunan itu lagi museum, belum jelas bagaimana kunjungan wisata ke bangunan tersebut akan dilakukan. Namun, mosaik yang menggambarkan tokoh Kristen di tempat itu akan ditutup dengan tirai selama salat, seperti dilakukan di Hagia Sophia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menuju Museum
Cara terbaik untuk mencapai bagian kota ini adalah dengan naik feri Haliç (Tanduk Emas) dari Karaköy ke Ayvansaray dan berjalan ke atas bukit di sepanjang Dervişzade Sokak. Setelah itu, belok kanan ke Eğrikapı Mumhane Caddesi dan kemudian segera belok kiri ke Şişhane Caddesi, dikutip dari laman Lonely Planet, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Dari sini wisatawan dapat mengikuti sisa-sisa tembok tanah Theodosius II, melewati Istana Constantine Porphyrogenitus dalam perjalanan Dari Hoca Çakır Caddesi, belok kiri ke Vaiz Sokak sebelum mencapai tangga curam yang mengarah ke benteng tembok, kemudian belok kiri tajam ke Kariye Sokak dan pengunjung akan tiba di museum.
Saat ini Chora terdiri dari lima unit arsitektur utama: nave, struktur dua lantai (pavilyun) yang ditambahkan ke utara, narthex dalam dan luar, serta kapel untuk makam (parecclesion) di selatan. Pada 2013, restorasi besar kedua dimulai. Proses yang sedang berlangsung ini berlangsung secara bertahap, dan melibatkan penutupan bagian-bagian museum; nave, paviliun dua lantai di sisi utara gedung dan sebagian besar narthex bagian dalam telah diselesaikan.
Sebagian besar interiornya ditutupi dengan mosaik yang menggambarkan kehidupan Kristus dan Bunda Maria. Di kubah itu sendiri adalah penggambaran yang menakjubkan tentang Yesus dan leluhurnya (Silsilah Kristus).
Advertisement