Liputan6.com, Jakarta - Hidup berdampingan dengan alam makin menjadi bagian gaya hidup banyak orang. Untuk mengisi kebutuhan tersebut, sebuah biro arsitek yang berbasis di Bali dan Singapura, Stilt Studio menawarkan desain bangunan berkonsep prefabrikasi dan bermaterial sampah daur ulang.
Tiny Tetra House adalah nama yang diberikan untuk proyek bangunan tersebut. Luasnya 64 meter persegi dengan fasilitas meliputi kamar tidur, ruang tamu, dapur, ruang makan, dan kamar mandi yang bisa mengakomodasi dua penghuni.
Baca Juga
Advertisement
Bangunan tersebut dibuat di atas struktur dengan ketinggian 40 cm dari permukaan tanah. Struktur utama bangunan menggunakan baja. Sementara, kayu dan kaca menjadi material dominan yang diaplikasikan pada bangunan ini.
Orientasi diagonal dari rumahtersebut menciptakan ruang dengan pemandangan yang menarik, baik dari dalam maupun luar bangunan. Sementara, penggunaan fasad kaca yang membentang penuh dari atas sampai bawah memberikan kesan luas dan elegan.
Desain arsitektural Tiny Tetra House bertujuan untuk menyatukan bentuk bangunan dengan lingkungan sekitar. Rancangannya memanfaatkan karakteristik reflektif dari material yang terbuat dari olahan sampah daur ulang. Apakah Anda bisa menebak jenis sampahnya?
Ternyata kemasan Tetra Pak bekas. Material itu dijadikan lembaran modular untuk membentuk elemen atap dan dinding, menjadikannya sebagai fitur utama yang membuat bangunan ramah lingkungan semakin unik.
"Seperti negara lain, Indonesia, terutama di Bali, juga memiliki masalah dalam mendaur ulang limbahnya. Kini, Stilt Studios ikut berupaya memberikan kontribusi positif dalam lingkupekonomi, masyarakat setempat dan alam dengan menciptakan desain yang unik serta dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan sekitar," kata Alexis Dornier, salah satu pendiri dan Kepala Desainer di Stilt Studios, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 21 Agustus 2020.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Galang Dana
Bangunan contoh dengan konsep itu mulai dibangun pada bulan ini di Bali. Tetapi, bangunan baru mulai dipasarkan pada Oktober mendatang.
Sejalan dengan itu, proyek Tiny Tetra House sudah terdaftar dalam Kickstarter, sebuah platform pendanaan umum. Pengembang berharap bisa menngetahui tanggapan komunitas terkait prototipe yang sedang dibangun serta menghimpun sebagian dana dari sejumlah pihak yang tertarik.
"Kami memutuskan untuk meluncurkan proyek ini di Kickstarter untuk mendapatkan sebanyak mungkin tanggapan dari masyarakat sebagai dorongan yang berupaya untuk menyempurnakan prototype sebelum membangun versi produksi. Pendukung-pendukung proyek dapat membeli voucher menginap di Tiny Tetra House. Kami menerima segala bentuk dukungan," kata Florian Holm, pendiri dan CEO Stilt Studios.
Advertisement