Kunjungi NTB, Mentan Sebut Pertanian dan Peternakan Paling Kebal Krisis dan Pandemi

Peningkatan terlihat di dua sektor yaitu pertanian dan peternakan sebanyak 16,4 persen.

oleh Hans Bahanan diperbarui 23 Agu 2020, 13:13 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah, meninjau anak sapi (Pedet) di Desa Barabali, Lombok Tengah, NTB. (Liputan6.com/Hans Bahanan)

Liputan6.com, Lombok Tengah - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengakui jika pandemi Covid-19 melemahkan segala sektor usaha di dalam maupun di luar negeri. Namun hanya dua usaha yang saat ini masih bertahan dengan tren meningkat. Keduanya yaitu usaha di sektor peternakan dan pertanian.

"Kalau mau bertahan di pelemahan ekonomi saat ini maka masuk ke pertanian atau peternakan. Keduanya tidak kenal krisis, sebab semua orang butuh makan dan butuh lauk," ujar SYL saat membuka sekaligus panet anak sapi (Pedet) di Desa Barabali, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (22/8/2020).

Ia mengatakan, negara Super Power seperti Amerika saja saat ini mengalami penurunan ekonomi yang tajam akibat pandemi dengan minus mencapai 20 persen. Begitu juga dengan Jepang, ekonominya minus mencapai 28 persen.

Sementara di Indonesia, pada kuartal-II, ekonomi juga ikut merosot. Namun peningkatan terlihat di dua sektor yaitu sektor pertanian dan peternakan sebanyak 16,4 persen, kemudian disusul Telekomunikasi yang naik 1,4 Persen.

"Artinya Pertanian dan peternakan ini tidak akan terpengaruh dengan kondisi saat ini. Karena pertanian dan peternakan tidak akan pernah surut," kata dia.

Untuk itu, kata dia, salah satu cara untuk menjaga stabilitas daging sekaligis menggairahkan peternak adalah dengan cara panen pedet. Ini dengan harapan para stakeholder bisa terus bersinergi membangun peternakan yang maju, mandiri dan modern sehingga swasembada daging terwujud.

 

Saksikan video di bawah ini:


Swasembada Daging

Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah, meninjau anak sapi (Pedet) di Desa Barabali, Lombok Tengah, NTB. (Liputan6.com/Hans Bahanan)

SYL juga menegaskan, pihaknya bertekad mewujudkan memajukan peternakan Indonesia khususnya swasembada daging sehingga secara bertahap dapat dipenuhi sendiri dan tidak lagi didatangkan dari negara lain.

Dia menambah, Provinsi NTB merupakan salah satu lokomotif budidaya sapi Indonesia yang diakui Presiden. Untuk itu, peternakan di NTB harus bergerak lebih kuat guna menopang menyediakan daging nasional secara mandiri tanpa impor.

"Sesuai arahan Bapak Presisen Jokowi bahwa kita harus bisa cukupi kebutuhan pangan dari produksi sendiri. Kita masih impor 280 ribu ton atau 1,2 juta ekor sapi pertahun. Masa harus beli dari luar, kenapa kita tidak produksi sendiri?," lanjut dia.

"Oleh karena itu, Pak Gubernur NTB mari kita kuatkan pertanian NTB. Kita siapkan program 1.000 desa sapi, 1 desanya 200 ekor sapi. Kita kembangkan sapi limosin dan brahman, tak terkecuali sapi lokal juga," imbuh SYL.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya