Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 merontokkan berbagai bisnis, bahkan di negara-negara maju, seperti Inggris. Sebuah biro perjalanan, STA Travel, menjadi contoh nyata pandemi Covid-19 merusak bisnis mereka.
Perusahaan yang tumbuh dari perjalanan pelajar dan spesialis perjalanan wisatawan muda memutuskan menutup perusahaannya. Padahal, STA Travel memiliki lebih dari 50 gerai di Inggris.
Baca Juga
Advertisement
Pihak perusahaan mengatakan pelanggan yang sudah memesan perjalanan akan dihubungi lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang. "Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan dan terbatasnya informasi yang tersedia untuk Anda saat ini," kata sebuah pernyataan di situsnya, dikutip dari BBC, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Perusahaan induk yang berbasis di Swiss itu mengatakan pandemi telah "membuat industri perjalanan macet". Juru bicara Asosiasi Agen Perjalanan Inggris (ABTA) menyayangkan penutupan tersebut dan mengatakan berita itu akan "mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh industri, menghidupkan tekanan yang sangat nyata yang dialami perjalanan saat ini".
"STA Travel merupakan nama yang tidak asing bagi kebanyakan orang yang akan menggunakannya untuk bepergian atau mengetahui namanya di High Street, dan berita menyedihkan ini akan memengaruhi mata pencaharian ratusan karyawan," kata juru bicara tersebut.
ABTA mengatakan mayoritas penerbangan dan liburan yang dijual oleh STA akan dilindungi oleh skema Atol, skema asuransi yang melindungi pemesanan liburan oleh wisatawan. Ini mengarahkan pelanggan ke situs webnya untuk saran lebih lanjut.
Saksikan video pilihan di bawah ini :
Batal Liburan ke Bali dan Kalimantan
Akibat penutupan STA, seorang wisatawan asal Walsall, Inggris, Amelia terpaksa batal liburan selama sebulan di Bali dan Kalimantan. Seharusnya Amelia mengambil liburan pada April 2020, tetapi ketika pandemi tiba, itu ditunda hingga September 2020.
STA Travel memberi tahu ia dan pacarnya minggu lalu bahwa perjalanan mereka tak akan dilanjutkan sama sekali. Sekarang, perempuan berusia 22 tahun ini hanya ingin mendapatkan uangnya kembali secepat mungkin.
"Ini benar-benar mengecewakan, kami hanya berharap kami bisa mendapatkan uang kami kembali dengan cepat," katanya.
STA Travel awalnya merupakan singkatan dari Student Travel Australia yang didirikan pada 1971. Nama tersebut kemudian diganti menjadi Student Travel Association dan mengkhususkan diri dalam perjalanan jarak jauh, petualangan, dan perjalanan jarak jauh.
Advertisement