Laba Bersih BRI Syariah Melonjak 229 Persen di Kuartal II 2020

Aset BRI Syariah juga naik 34,75 persen menjadi Rp 49,6 triliun di kuartal II 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Agu 2020, 11:56 WIB
Suasana transaksi perbankan Syariah di BRI Syariah, Jakarta, Kamis (9/2). Sampai akhir 2016 pertumbuhan perbankan syariah mencapai 19,67 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BRI Syariah Tbk (BRI Syariah) mencatatkan lonjakan laba bersih yang sangat tinggi pada kuartal II 2020. Laba bersih bank dengan kode saham BRIS ini melompat 229,6 persen menjadi Rp117,2 miliar. Aset BRI Syariah juga naik 34,75 persen menjadi Rp 49,6 triliun di kuartal II 2020.

Pertumbuhan ini di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional maupun syariah. Tidak hanya mencatat pertumbuhan laba, pertumbuhan pembiayaan dan dana murah BRI Syariah juga mengalami peningkatan yang signifikan.

Direktur Utama BRI Syariah Ngatari menyampaikan, hingga kuartal II 2020 BRI Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp37,4 triliun, tumbuh 55,92 persen year-on-year (yoy). Pertumbuhan pembiayaan yang signifikan ditopang oleh segmen Ritel (SME, Mikro dan Konsumer) untuk memberikan imbal hasil yang lebih optimal.

“Peningkatan laba bersih BRI Syariah di kuartal II 2020 didukung oleh optimalisasi fungsi intermediari yang diikuti dengan pengendalian beban biaya dana,” ujarnya, Senin (24/8/2020).

Secara rinci, hingga kuartal II 2020, BRI Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 5,4 triliun untuk segmen mikro, yang merupakan segmen pembiayaan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi dan memberikan kontribusi terbesar.

Selain segmen mikro, pertumbuhan pembiayaan juga didukung oleh penyaluran pembiayaan di segmen konsumer sebesar Rp 2,5 triliun dan segmen kecil menengah dan kemitraan sebesar Rp 2,2 triliun.

Ngatari melanjutkan, salah satu pendorong pertumbuhan pembiayaan BRI Syariah khususnya mikro adalah digitalisasi proses pembiayaan lewat aplikasi i-Kurma. BRI Syariah mengoptimalkan i-Kurma sebagai langkah transformasi digital dalam proses pembiayaan.

Ini terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja BRI Syariah, mengingat tenaga pemasar pembiayaan dimungkinkan untuk bekerja secara efektif dan efisien di tengah adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi Corona.

Lebih lanjut Ngatari menjelaskan pertumbuhan BRI Syariah juga didorong oleh implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh. Sepanjang Triwulan II-2020, BRI Syariah telah membuka 26 unit kerja baru di Aceh dengan sistem co-location dengan BRI.

Pembukaan jaringan BRI Syariah di seluruh unit kerja BRI di Aceh mengakselerasi proses konversi Bisnis BRI di Aceh yang ditargetkan selesai di semester-II 2020. Total kredit BRI yang telah dikonversi BRI Syariah hingga Juni 2020 mencapai 82,98 persen dari total kredit yang direncanakan akan dialihkan tahun ini dari BRI.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020


Tabungan dan Giro Meningkat

Petugas melayani nasabah di BRI Syariah, Jakarta, Kamis (9/2). Sedangkan pangsa pasar perbankan syariah mencapai angka 5,12 persen, tertinggi sepanjang keberadaan perbankan syariah di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara Dana Pihak Ketiga yang telah dikonversi dalam rangka implementasi Qanun LKS mencapai 53,18 persen dari total yang ditargetkan.

Di sisi dana pihak ketiga, pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) mencapai 90,79 persen yoy sehingga meningkatkan rasio dana murah terhadap total dana pihak ketiga (CASA Ratio) hingga mencapai 54,34 persen.

“Dana Pihak Ketiga meningkat ditopang oleh pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) sejalan dengan strategi pengendalian beban biaya dana. Peningkatan dana murah (CASA ratio) mendorong penurunan biaya dana atau cost of fund,” tandas Ngatari.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya