Liputan6.com, Jakarta - Kisah patah hati Dita Soedarjo pernah mewarnai pemberitaan di media pada akhir 2018. Kala itu, pertunangannya dengan Denny Soemargo tidak bisa berlanjut ke pelaminan karena restu ibunda. Kegalauannya kemudian ditumpahkan ke media sosial.
Hampir dua tahun berselang, pemegang franchise Hagendaasz di Indonesia itu sudah melupakan masa lalunya. Kebaya pertunangannya kini sedang dilelang agar hasilnya bisa disumbangkan untuk membiayai konseling remaja perempuan yang patah hati.
Baca Juga
Advertisement
"Dari semua barang yang menyimpan cerita dan kenangan, hanya dress dan bawahan batik yang saya gunakan untuk pertunangan dulu yang kemudian siap untuk saya lelang. Mengapa saya pilih ini? Karena ini mengajarkan kita soal hidup itu harus let go. Tapi, semua proses yang sudah dilalui itu baik buat kita dan semua ada hikmatnya," kata Dita dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Tak berhenti di sana, ia juga membuka kelas anti-galau secara virtual. Kelas pertama digelar pada Minggu, 23 Agustus 2020, dan diikuti sejumlah peserta yang didominasi perempuan.
Cucu konglomerat Kartini Muljadi itu mengatakan kelas anti-galau digelar untuk meningkatkan kembali semangat mereka yang sedang terpuruk. Selain itu, mereka bisa bergabung dalam komunitas yang positif. Dita pun terlibat sebagai pemateri dan berbagi tips move on dari galau.
"Foto-foto dia, barang-barang dia kamu buang. terus hilangin foto-fotonya, jangan dengerin lagu sedih lagi, terus jangan mainin cerita ulang lagi," ujar Dita dalam rekaman Instagram Story @namakuchicu, kemarin.
Menurut Dita, mantan adalah pertanda dari Tuhan bahwa seseorang harus sendiri atau bertemu dengan orang lain yang lebih baik lagi. "Kamu harus sadar bahwa hidup itu enggak selalu tentang menambah, tetapi juga melepaskan," sambungnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampak Kegalauan
Dita juga sempat menuangkan pendapatnya tentang bahaya menyimpan galau. Belajar dari pengalamannya, ada empat dampak negatif dari galau. Pertama adalah menjadi sosok yang sensitif dan mudah khawatir. Berikutnya, segala sesuatu yang dirasakan atau dipikirkan akan masuk ke memori terdalam, bahkan bisa menimbulkan gejala halusinasi.
"Kita juga jadi pribadi kurang bijak, gegabah, karena kita emosional. Dikit-dikit kita marahin orangnya," sambung Dita.
Ia juga mengingatkan menyimpan galau juga berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Menurut Dita, banyak orang yang terkena kanker karena dendam.
"Ia banyak penyakit karena kepaitan, dendam, kekecewaan," sambungnya.
Maka itu, Dita mengatakan saat kehilangan seseorang, terima saja. "Tidak ada orang yang tidak bisa di-replace. Hanya Tuhan yang tidak bisa digantikan," ucapnya. (Vriskey Herdiyani)
Advertisement